BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar focus grup discussion (FGD) Nasional Cerita Perubahan Program READSI (Foto: Kementan)
Jakarta, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar focus grup discussion (FGD) Nasional Cerita Perubahan Program RURAL Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI).
Pertemuan diharapkan dapat menjadi penghubung dan tempat diskusi antara pengelola program dengan multipihak terkait dalam rangka mendukung pengembangan pertanian yang mampu mendongkrak target-target sasaran strategis dan program utama Kementan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti dalam suatu kesempatan, mengatakan bahwa program READSI sejalan dengan yang diprioritaskan Kementan saat ini seperti peningkatan produktivitas dan produksi pangan termasuk swasembada pangan, sebagaimana yang diarahkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
"Arahan dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk fokus dengan kegiatan-kegiatan untuk perluasan areal tanam (PAT) menambah produktivitas dan produksi padi, dan harapannya tentu saja kita dapat swasembada dalam waktu dekat," kata Santi.
Namun demikian, lanjut Santi, tentu saja komoditas lainnya seperti komoditas pendukung ekspor salah satunya kakao ataupun kopi, ini juga merupakan komoditas penting untuk menambah devisa negara.
"Dengan Program READSI ini harapannya dapat juga mendukung peningkatan produksi dan produktivitas komoditas utama termasuk perkebunan yang ada di Indonesia, yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani yang terlibat dalam program ini," kata Santi.
Sementara itu, Kepala Pusal Pelatihan Pertanian BPPPSDMP Kementan Muhammad Amin saat membuka kegiatan FGD Nasional Cerita Perubahan pada Rabu (11/9) mengatakan, saat ini Program READSI sedang memasuki periode penyelesaian (project completion), dimana seluruh kegiatan teknis yang berkaitan dengan pencapaian output dan outcome yang diharapkan, termasuk salah satunya pada bentuk perubahan yang paling signifikan atau Most Significant Change (MSC).
“Perubahan signifikan yang dimaksud adalah perubahan dari penerima manfaat yang menerima manfaat Program READSI sehingga diperlukan pembuatan cerita perubahan dari penerima manfaat akhir,” kata Amin.
Melalui FGD Nasional Cerita Perubahan ini, lanjut Amin, diharapkan mampu menjadi penghubung dan tempat diskusi antara pengelola program READSI dengan multipihak terkait dalam rangka mendukung pengembangan pertanian yang mampu mendongkrak target-target sasaran strategis dan program utama Kementerian Pertanian.
“Dukungan multistakeholder dari Pemerintah Pusat, Kementerian/Lembaga, Daerah beserta mitra serta pihak lain yang terkait akan menjamin keberlanjutan praktek baik program [READSI] yang telah dijalankan,” kata Amin.
Manager READSI Andi Amal Hayat Makmur menuturkan Proses pendekatan bentuk perubahan yang paling signifikan atau Most Significant Change (MSC) ini telah dilaksanakan di 13 Kabupaten dengan melibatkan para nominator yang bertujuan memberi ruang bagi stakeholder untuk melihat dan memahami perubahan yang terjadi, baik di masyarakat maupun di tingkat Lembaga.
Termasuk meningkatkan kemampuan pelaksana program dalam mengamati dan menganalisadampak program, proses dialog yang dinamis untuk membantu memahami value masing- masing pihak yang terlibat, serta persepsi yang berbeda terhadap perubahan yang disampaikan oleh penutur cerita yang dapat membantu kita untuk mengetahui hasil atau dampak program yang selama ini tidak terlihat.
Saat ini, lanjut Andi Amal, dari 195 cerita perubahan telah dipilih cerita perubahan yang masuk di level tertinggi atau paling significant, yaitu sebanyak 62 cerita.
“Harapan kami, di FGD tingkat Nasional ini dapat dilakukan pemeringkatan cerita perubahan merekam dan mengisahkan perjuangan beneficiaries (pencerita) dalam mengakses keadilan, cerita-cerita perubahan yang merefleksikan manfaat (benefit) hasil (result), perubahan (changes) atau dampak (impact) dari program yang mereka lakukan yang nantinya pada akhir program akan dikemas menjadi satu produk hasil analisa knowledge management Program READSI,” kata Andi Amal.
KEYWORD :Kementerian Pertanian BPPSDMP Kementan FGD Nasional Cerita Perubahan Program READSI