Ketua Dewan Pembina Yayasan JHL Merah Putih Kasih (YMPK), Jerry Hermawan Lo (tengah) mengajak para pengusaha memajukan agribisnis demi swasembada pangan (Foto: Mughni/Jurnas.com)
Bogor, Jurnas.com - Bogor - Dalam upaya mendukung swasembada pangan di Indonesia, Yayasan JHL Merah Putih Kasih (YMPK) meluncurkan program ambisius untuk mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan dalam lima tahun ke depan. Program ini melibatkan berbagai restoran, hotel, dan jaringan supermarket, menegaskan komitmen YMPK untuk mendorong pengusaha berperan aktif dalam memajukan agribisnis Indonesia.
Ketua Dewan Pembina YMPK, Jerry Hermawan Lo menilai, guna mendukung upaya mewujudkan swasembada pangan di Indonesia, peran aktif dunia usaha sangat dibutuhkan. Karena itu, pihaknya mengajak para pengusaha untuk bergandengan tangan memajukan agribisnis Indonesia.
Pada Sabtu (21/9), penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terkait kerja sama jual beli sayuran segar produk petani Megamendung berlangsung di kebun sayur YMPK di Pakancilan, Megamendung, Bogor. Kerjasama ini melibatkan mitra seperti Grand Lucky, Angke Jaya Resto, hingga klub sepak bola Dewa United. “Kerja sama ini sangat penting agar hasil panen para petani dapat terserap dengan baik, menciptakan hubungan saling menguntungkan antara penyedia dan pembeli,” ujar Jerry di Bogor pada Sabtu (21/9).
Salah satu inovasi menarik dalam kerjasama ini adalah memberikan kebebasan kepada para mitra untuk menentukan harga sayuran segar. “Kami berharap harga yang ditetapkan mendukung keberhasilan program pencetakan sarjana pertanian dan peternakan,” lanjut Jerry.
Dengan mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia yang melimpah, YMPK mengajak para pengusaha untuk berinovasi dan berkontribusi dalam mengelola lahan pertanian. Jerry, menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun agribisnis yang lebih kuat.
Sebagai pengusaha nasional yang antara lain menekuni bidang agribisnis, Jerry Hermawan Lo mengaku sudah lama aktif terlibat mendukung program-program pemerintah. Di antaranya, terkait upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan, yang memang butuh solusi jitu dan peran serta dari banyak pihak.
”Indonesia adalah negeri dengan kekayaan alam berlimpah dan tanah yang subur. Sayang, lahan yang sangat luas ini belum digarap dengan baik. Bahkan, salah dalam mengelolanya,” ucap Jerry. Sudah begitu, banyak anak muda yang enggan menjadi petani, dipicu oleh potret kehidupan petani saat ini yang masih jauh dari sejahtera.
Tidak hanya berbisnis. Lewat YMPK, yang berada di bawah naungan kelompok usaha JHL Group, Jerry juga memiliki komitmen tinggi dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM), khususnya di bidang pertanian. Pada Juni 2024, misalnya. YMPK telah lebih dulu menandatangani MoU dengan Markas Besar TNI Angkatan Darat.
Diteken langsung oleh Jerry Hermawan Lo bersama KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, MoU ini terkait kesepakatan kedua pihak untuk berkolaborasi dalam membangun dan mengelola Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian yang berlokasi di Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat.
”Bersama TNI AD, saat itu kami canangkan target mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan,” tutur Jerry. Target tersebut diawali dengan lebih dulu merekrut lulusan SMP untuk masuk ke SMK-nya. Siswa-siswi yang direkrut tidak hanya berasal dari Sukabumi dan sekitarnya. Tetapi dari seluruh penjuru tanah air.
Direncanakan mulai beroperasi pada 2025, tahun pertama SMK Pertanian akan mencetak 40 pelajar, dan akan terus meluluskan ratusan hingga ribuan siswa yang memiliki kecakapan dalam bertani. ”Tiap tahun kita ambil 40 siswa. Jadi, total 120 siswa untuk tiga tahun,” urai Jerry.
Untuk menjadi siswa SMK Pertanian, sama sekali tidak dikenakan biaya, apalagi pungutan. Semua gratis. SMK Pertanian bahkan tidak hanya dilengkapi dengan gedung sekolah, tetapi juga asrama siswa dengan pemandangan ladang jagung yang terhampar luas.
Jerry menambahkan, setelah lulus SMK, YMPK telah menyiapkan beasiswa S1 dan S2 pertanian dan peternakan bagi siswa/siswi yang berprestasi secara akademis. Ini akan dilakukan bekerja sama dengan IPB, UGM, dan perguruan tinggi lain yang bisa menerima murid-murid lulusan SMK Pertanian.
”Kami tekankan kepada semua penerima beasiswa, setelah menyelesaikan pendidikan harus memiliki komitmen kuat untuk mengabdikan diri pada sektor pertanian atau peternakan, di mana pun di seluruh Indonesia,” kata Jerry.
YMPK membuka sekolah alam ini dengan skema pendidikan nonformal. Siswa akan diajari bercocok tanam dan beternak, ditambah beberapa keterampilan praktis. Pembina dan pembimbing para siswa antara lain berasal dari kalangan perguruan tinggi dan didampingi para petani andal.
Intinya, para siswa diberi bekal pembelajaran untuk menjadi petani sukses. ”Tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik karya nyata di lapangan,” kata Jerry. Di sekolah, mereka belajar kurikulum wajib untuk mendapatkan ijazah Paket B dan Paket C, di samping keterampilan pertukangan, menjahit, dan lain-lain.
YMPK tidak berhenti berinovasi dalam mencari sumber dana untuk biaya sekolah, asrama, hingga (kelak) biaya kuliah anak-anak muda terbaik tersebut. Seluruh penjualan sayuran segar hasil pertanian di lahan seluas 6 hektare milik yayasan di Megamendung, misalnya, sepenuhnya digunakan untuk membiayai program pendidikan tadi.
Program penanaman sayur oleh petani ini sudah berjalan, dan hasilnya terbukti lumayan. ”Kami menanam sayuran yang sederhana dulu, seperti caisim, kailan, tomat, dan terong. Selain memasok ke restoran, hotel, dan supermarket seperti yang ditandatangani MoU-nya hari ini, banyak juga teman dermawan yang ikut menikmati panenan kebun kami,” ungkap Jerry.
Menurut Jerry, ada lima hal yang diperlukan agar Indonesia bisa semakin kuat dalam pengelolaan swasembada pangan. Pertama, sumber daya alam. Dalam hal ini, telah disebut, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah. Kedua, pembangunan infrastruktur yang terbilang luar biasa dalam 10 tahun terakhir.
”Dengan dukungan infrastruktur, pengangkutan hasil alam dari desa menuju kota sudah jauh lebih baik,” ucap Jerry. Ketiga, penegakan hukum yang juga sudah berjalan baik. Keempat, sumber daya manusia. Kita tahu, program mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan diarahkan untuk mengelola kekayaan alam tersebut.
Sedangkan yang kelima adalah peran serta investor. Jerry Hermawan Lo berpendapat, keterlibatan investor benar-benar sangat dibutuhkan untuk membantu mengelola lahan-lahan yang ada di berbagai daerah. Dengan begitu, masyarakat di daerah pun memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan dari pemanfaatan lahan di bidang pertanian dan perkebunan.
”Bersyukur, sudah banyak pengusaha yang menghubungi saya, tertarik untuk ikut serta dalam program mencetak 1.000 sarjana pertanian. Bahkan, beberapa dari mereka ingin lahannya dikelola untuk bisa mendukung program ini,” ujarnya.
Antusiasme para pengusaha inilah yang semakin memantapkan Jerry bahwa program mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan dapat diwujudkan. ”Ini semua demi Indonesia yang lebih kuat dalam swasembada pangan,” ujarnya.
KEYWORD :Merah Putih Kasih YMPK Pengusaha Agribisnis Swasembada Pangan