Minggu, 22/09/2024 23:43 WIB

Kunjungi Pasar Hongqiang, Kades Peserta Benchmarking Study Siap Adopsi Tata Kelola dan Pengemasan Dagangan

Kunjungi Pasar Hongqiang, Kades Peserta Benchmarking Study Siap Adopsi Tata Kelola dan Pengemasan Dagangan

Belasan kepala desa dari berbagai wilayah Indonesia diajak mengunjungi Pasar Hongqiang, setelah sebelumnya menyambangi Tembok Besar China (Foto: Humas Kemendes PDTT)

Beijing, Jurnas.com - Pada hari ketiga pelaksanaan Benchmarking Study, Sabtu (21/9/2024), belasan kepala desa dari berbagai wilayah Indonesia diajak mengunjungi Pasar Hongqiang, setelah sebelumnya menyambangi Tembok Besar China.

Kunjungan ke pasar ini memberikan inspirasi baru bagi para kepala desa, terutama dalam hal tata kelola dan pengemasan barang dagangan.

Pasar Hongqiang dikenal menjual berbagai produk, mulai dari alat elektronik, pakaian, hingga perhiasan. Para kepala desa terkesan dengan tata kelola pasar yang rapi dan pengemasan barang dagangan yang menarik. Hal ini dianggap sebagai salah satu aspek yang bisa diadopsi oleh para kepala desa untuk meningkatkan daya tarik pasar-pasar di desa mereka.

Mochammad Fuad, Kepala Desa Randupitu, Kabupaten Pasuruan, menyampaikan kekagumannya terhadap kegigihan para pedagang dalam menawarkan barang dagangan. Desa Randupitu sendiri telah memiliki pasar desa yang menjual berbagai kuliner dan kerajinan tangan, termasuk kain batik.

"Para penjual di sini sangat gigih menawarkan produknya. Ini dapat menarik simpati pembeli dan mendorong mereka untuk membeli barang. Kami akan mencoba menerapkan strategi ini di pasar desa kami," ujarnya.

Sementara itu, Ujang Ma`mun, Kepala Desa Palasarigirang, Sukabumi, Jawa Barat, menilai bahwa tidak semua praktik yang diterapkan di Pasar Hongqiang dapat diadopsi sepenuhnya. Ia mengkritik metode pedagang yang sering mematok harga terlalu tinggi, sehingga menciptakan ketidakadilan bagi konsumen.

"Para pedagang di sini kadang memulai dengan harga yang sangat tinggi, dan itu bisa menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pembeli. Kejujuran dan keadilan adalah nilai-nilai penting yang seharusnya diterapkan dalam transaksi jual beli," tegas Ujang.

Menurut Ujang, praktik serupa juga banyak ditemui di tempat-tempat wisata di Indonesia, dan ia berharap hal ini dapat menjadi bahan evaluasi.

"Sering kali kita merasa kecewa ketika uang yang kita anggap cukup untuk membeli 10 barang, ternyata hanya bisa membeli 5. Ini harus menjadi perhatian, meskipun di luar itu, pengalaman di pasar ini sangat berkesan," tambahnya.

Kunjungan ke Pasar Hongqiang berlangsung selama dua jam, di mana para kepala desa tidak hanya menikmati suasana pasar tetapi juga membeli berbagai suvenir. Mereka didampingi oleh Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemendes PDTT, Danton Ginting Munthe, Kepala Biro Umum dan Layanan Pengadaan, Andi Nita Arie, serta Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rosyid, beserta staf lainnya.

KEYWORD :

Kepala Desa Benchmarking Study Pasar Hongqiang Kemendes PDTT




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :