Sabtu, 23/11/2024 16:21 WIB

Ekosistem Hilirisasi Bauksit Bukti Sinergi Grup MIND ID

Kolaborasi ini memungkinkan produk mentah bijih bauksit yang dimiliki Antam diolah menjadi alumina

Terhubungnya ekosistem hilirisasi bauksit melalui pengoperasian Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Mempawah di Kalimantan Barat menjadi bukti sinergi Grup MIND ID (Foto: Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Terhubungnya ekosistem hilirisasi bauksit melalui pengoperasian Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Mempawah di Kalimantan Barat menjadi bukti sinergi Grup BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID).

Sinergi tersebut dilakukan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau ANTAM. Kedua perusahaan membentuk konsorsium bersama di bawah PT Borneo Alumina Indonesia sebagai operator SGAR Mempawah.

Kolaborasi ini memungkinkan produk mentah bijih bauksit yang dimiliki Antam diolah menjadi alumina. Produk mineral ini yang kemudian dikirim ke Kuala Tanjung, Sumatra Utara untuk mencukupi kebutuhan bahan baku produksi aluminium di smelter INALUM.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurahman mengatakan bahwa proyek tersebut menjadi wujud nyata dari sinergi antara Antam dan Inalum, yang keduanya merupakan perusahaan pertambangan Anggota Grup MIND ID.

Selain menjadi contoh dalam mengoperasikan BUMN Holding, integrasi strategis ini diyakini akan memberikan dampak ekonomi baik di daerah maupun secara nasional.

"[Injeksi bauksit perdana pada SGAR Fase I] ini menjadi bukti, dan wujud nyata dari sinergi antara ANTAM dan INALUM, tentunya di bawah nama dari MIND ID. Jadi di sini kita buktikan bahwa kita dengan adanya integrasi hulu hingga hilir dari pada rantai bisnis bauksit di Indonesia ini," katanya.

Dia menyampaikan bauksit menjadi penggerak roda perekonomian daerah Kalimantan Barat. Dengan kinerja pertambangan dan pemurnian yang tumbuh lebih agresif dari sebelumnya, maka multiplier effect terhadap sektor ekonomi terkait di Kalimantan Barat dan Indonesia akan sangat positif.

"Bahkan, dengan terealisasinya smelter ini bisa memotivasi serta mendorong lebih banyak percepatan pembangunan smelter lainnya, penambang-penambang di daerah dapat mendistribusikan hasil tambangnya, sehingga ekonomi bergerak," katanya.

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menyampaikan sinergi dan kolaborasi merupakan kunci utama dalam membangun masa depan industri mineral batubara Indonesia.

Sebagai strategic active holding, MIND ID mengambil posisi sebagai enabler dalam pengembangan kapabilitas dan optimasi portofolio Anggota Grup.

"Adapun, SGAR Fase 1 ini merupakan hasil dari sinergi dan kolaborasi kami di Grup MIND ID. Kami mampu menunjukkan pada Indonesia bahwa sinergi dan kolaborasi mampu memberikan nilai tambah yang lebih optimal bagi Negara," katanya.

Hendi meyakini dengan lengkapnya ekosistem hilirisasi bauksit Indonesia melalui SGAR Fase 1 di Mempawah akan mampu meningkatkan nilai 120 kali lipat rantai pasok bauksit Indonesia. Nilai jual bauksit yang berkisar $20 per metrik ton menjadi $2.400 per metrik ton dalam bentuk aluminium.

"Dengan integrasi dan kolaborasi dalam Grup MIND ID melalui SGAR Fase 1, peningkatan nilai tambah bauksit akan mencapai ratusan kali lipat. Tentu hal ini akan sangat berdampak bagi kinerja perusahaan dan juga penerimaan negara ke depannya," katanya.

Adapun, Direktur Utama INALUM, Ilhamsyah Mahendra, menyebutkan bahwa produksi alumina perdana SGAR Fase 1 ditargetkan dimulai pada kuartal keempat 2024, dengan operasional penuh direncanakan pada akhir kuartal pertama 2025. Proyek ini diyakini akan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.

Ilhamsyah juga menambahkan bahwa operasional SGAR akan membuka peluang bagi INALUM untuk meningkatkan pasokan alumina, baik untuk pasar domestik maupun internasional. "Kami juga membuka kesempatan kerjasama dengan mitra global guna memperkuat kapasitas produksi dan pemenuhan kebutuhan alumina di dalam maupun luar negeri," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama ANTM Nico Kanter menjelaskan, bauksit merupakan salah satu komoditas yang pertumbuhannya signifikan. ANTM berperan sebagai pemasok utama bijih bauksit untuk SGAR.

"Dengan adanya SGAR, kami mendukung penuh program hilirisasi mineral dan memastikan terciptanya rantai pasok aluminium yang berkesinambungan dari hulu ke hilir," ujar Nico.

Direktur Utama PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) Leonard M. Manurung berkomitmen menyelesaikan pembangunan untuk pengoperasian SGAR Fase 1 agar sesuai dengan jadwal.

Dia menerangkan juga proses commissioning itu sendiri akan dilakukan bertahap dengan ramp up production hingga Desember 2024, dan direncanakan memasuki tahapan produksi penuh alumina pada kuartal pertama 2025.

“Proses injeksi bijih bauksit perdana ini merupakan salah satu tahap awal dari commissioning SGAR Fase 1, dimana kami sudah mampu mengolah bijih bauksit mulai dari proses crushing, grinding, digestion, precipitation, filtration hingga proses calcination untuk siap menjadi alumina,” ujar Leonard.

KEYWORD :

Hilirisasi Bauksit MIND ID Smelter Grade Alumina Refinery




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :