Jum'at, 27/09/2024 09:19 WIB

Pengembangan EBT di Indonesia Butuh Investasi US$ 15,9 Miliar

Menurut Eniya, investasi di sektor energi terbarukan masih banyak ketinggalan dibanding sektor-sektor lainnya

Teknologi sel surya. (Foto: ist)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menyebut, EBT baru dimanfaatkan 0,3 persen dari total potensi energi yang ada.

“EBT kita saat ini baru dipakai 0,3 persen di antara 3,4 TeraWatt potensinya,” kata Eniya, Selasa, (24/9/2024).

Potensi EBT yang besar ini menurut Eniya seharusnya dapat digunakan sebaik mungkin untuk dapat menjaga ketahanan energi nasional serta memenuhi target pencapaian bauran EBT.

“Potensi dan pemanfaatan EBT menjadi perhatian dari pak Menteri ESDM yang selalu menanyakan berapa banyak EBT kita,” ujar Eniya.

Agar pemanfaatan EBT ini dapat direalisasikan secara lebih baik, perlu adanya investasi yang berkualitas.

Menurut Eniya, investasi di sektor energi terbarukan masih banyak ketinggalan dibanding sektor-sektor lainnya. Padahal hingga tahun 2030 saja, Eniya mengklaim membutuhkan investasi hingga US$ 15,9 miliar.

“Tentu saja saat ini untuk investasi kita memerlukan investasi US$ 15,9 miliar sampai dengan tahun 2030, ini yang masih banyak ketinggalan,” ujar Eniya.

KEYWORD :

ESDM Energi Terbarukan Investasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :