Sabtu, 28/09/2024 06:22 WIB

Putin Ubah Kebijakan Nuklirnya, Kremlin Sebut sebagai Sinyal bagi Barat

Putin Ubah Kebijakan Nuklirnya, Kremlin Sebut sebagai Sinyal bagi Barat

Sebuah pengangkut personel lapis baja BTR-82A Rusia dan sistem rudal balistik antarbenua Yars di pusat kota Moskow, Rusia, 9 Mei 2022. REUTERS

MOSKOW - Kremlin mengatakan pada hari Kamis bahwa perubahan doktrin senjata nuklir Rusia yang digariskan oleh Presiden Vladimir Putin harus dianggap sebagai sinyal bagi negara-negara Barat bahwa akan ada konsekuensi jika mereka berpartisipasi dalam serangan terhadap Rusia.

Putin mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika diserang dengan rudal konvensional, dan bahwa Moskow akan menganggap setiap serangan terhadapnya yang didukung oleh kekuatan nuklir sebagai serangan gabungan.

Keputusan untuk mengubah doktrin nuklir resmi Rusia adalah jawaban Kremlin terhadap pertimbangan di Amerika Serikat dan Inggris tentang apakah akan memberikan izin kepada Ukraina untuk menembakkan rudal konvensional Barat ke Rusia atau tidak.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan penyesuaian terhadap dokumen yang disebut "Fondasi Kebijakan Negara dalam Bidang Pencegahan Nuklir" telah dirumuskan.

Ketika ditanya oleh wartawan apakah perubahan tersebut merupakan sinyal bagi Barat, Peskov mengatakan: "Ini harus dianggap sebagai sinyal yang pasti."

"Ini adalah sinyal yang memperingatkan negara-negara ini tentang konsekuensi jika mereka berpartisipasi dalam serangan terhadap negara kita dengan berbagai cara, dan tidak harus dengan cara nuklir," kata Peskov.

Dunia, kata Peskov, menjadi saksi "konfrontasi yang belum pernah terjadi sebelumnya" yang katanya dipicu oleh "keterlibatan langsung negara-negara Barat, termasuk negara-negara nuklir" dalam perang Ukraina.

Peskov mengatakan keputusan apakah akan menerbitkan dokumen nuklir atau tidak akan dibuat di kemudian hari.

Commerzbank mengatakan akan mengadakan putaran pertama pembicaraan dengan UniCredit pada hari Jumat.

Doktrin nuklir Rusia yang saat ini diterbitkan, membuka tab baru, yang ditetapkan dalam dekrit Putin tahun 2020, mengatakan Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika terjadi serangan nuklir oleh musuh atau serangan konvensional yang mengancam keberadaan negara.

Ketika ditanya apakah penolakan moratorium pasca-Soviet terhadap uji coba nuklir telah dibahas sebagai bagian dari perubahan tersebut, Peskov mengatakan dia tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut karena pertemuan hari Rabu sebagian besar bersifat sangat rahasia.

KEYWORD :

Putin Rusia Ancaman Barat Siapkan Rudal Nuklir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :