Timbangan pendeteksi stunting karya mahasiswa Polibatam (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Inovasi di perguruan tinggi vokasi terus berkembang. Kali ini, mahasiswa Politeknik Negeri Batam (Polibatam) menghasilkan timbangan khusus balita dan batita yang mampu mendeteksi stunting sejak dini.
Saat ditemui di arena Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 di ICE BSD Convention Center, Banten, pada Sabtu (12/10), Windi Oktavia memamerkan timbangan karya mahasiswa Polibatam yang berguna untuk memonitoring pertumbuhan dan perkembangan bayi.
"Kalau misalnya tidak normal, timbangan ini akan memberi tahu bayi itu tidak normal atau stunting. Kalau misalnya stunting akan diberikan rekomendasi, apa saja yang harus ditangani, dan diberi akses ke pihak terkait dari aplikasi buatan kami," kata mahasiswa Prodi Instrumentasi Polibatam tersebut kepada Jurnas.com
Windi cara kerja timbangan bernama Inscale ini meliputi penerimaan data dari balita maupun batita yang sedang ditimbang. Data tersebut selanjutnya akan diproses oleh kecerdasan buatan (AI) untuk menentukan bayi berada dalam kondisi yang normal maupun stunting.
"Jadi indikatornya ada tiga. Pertama, usia. Kedua, tinggi badan. Ketiga, berat badan. Memang selain mengukur berat juga bisa untuk mengukur tinggi," ujar Windi.
Timbangan Inscale berawal dari keprihatinan Windi dan teman-temannya terkait isu stunting di Indonesia, terutama di kawasan Indonesia timur. Menurut dia, jika ingin sukses pada Indonesia emas 2045, maka stunting harus dicegah sejak dini.
Karena itu, dia kini sudah mulai menerapkan alat tersebut di posyandu mitra Polibatam. Windi juga membuka peluang memperjualbelikan timbangan Inscale dengan harga relatif terjangkau.
"Untuk yang balita Rp500.000, yang timbangan khusus batita Rp1.000.000," kata dia.
Windi berharap dirinya mendapatkan investor di ajang TEI 2024 ini agar timbangan Inscale bisa diterapkan di posyandu seluruh Indonesia. Dia juga ingin mengembangkan aplikasi Inscale agar bisa diakses di PlayStore dan IOS.
"Sekarang memang masih tahap pengembangan," dia menambahkan.
Direktur Mitras DUDI Ditjen Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Adi Nuryanto menekankan pentingnya kemitraan antara satuan pendidikan vokasi dan industri.
Pada TEI 2024 ini, terdapat sejumlah perjanjian kerja sama antara 11 perguruan tinggi vokasi (PTV) dengan enam industri asal China. Nilai kerja sama tersebut mencapai Rp150.000 miliar.
"Dana itu untuk aktivitas beasiswa, workshop, program pelatihan dan pencarian kerja, pembangunan training center, pengadaan produk pendingin udara material instalasi, guru trainer profesional, riset bersama, internship, dan transfer teknologi," kata Adi kepada awak media.
Adapun 11 politeknik yang terlibat Politeknik Negeri Padang, Politeknik Negeri Sriwijaya, Politeknik Negeri Bengkalis, Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Lampung, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Semarang, Politeknik Negeri Indramayu, Politeknik Negeri Jember, Politeknik Piksi Ganesha, dan Politeknik Piksi Kebumen.
KEYWORD :Polibatam Timbangan Inscale TEI 2024 Kemdikbudristek