Buku Stakeholder Management. Foto: dok. jurnas
JAKARTA, Jurnas.com - Setiap organisasi perlu menjalin hubungan baik dengan para pemangku kepentingan atau stakeholder. Keberadaan pemangku kepentingan sangat krusial dan tak dapat diremehkan.
Demikian salah satu sudut pandang Rivan Achmad Purwanto yang dituangkan dalam buku berjudul “Stakeholder Management: Rahasia Sukses Optimasi Para Pemangku Kepentingan.”
Melalui buku ini Rivan memberikan angin segar kepada pembaca tentang bagaimana menghadapi pemangku kepentingan yang tak jarang membawa kepentingannya masing-masing.
Dengan rentang pengalaman yang panjang dan telah melalui banyak kemelut organisasi, Rivan seolah tengah berkisah melalui buku yang ditulisnya ini. Maka, jadilah buku ini sebagai bacaan ringan, tetapi sarat akan pembelajaran ini. Tak salah pula kiranya jika buku ini bisa dijadikan bacaan wajib bagi para pemimpin organisasi yang harus selalu berhadapan dengan pemangku kepentingan untuk kesehatan perusahaan.
Hal utama disoroti dalam buku ini adalah menjalin hubungan baik dan mampu berkomunikasi secara baik pula dengan para pemangku kepentingan. Salah satu kisah sukses yang diungkap Rivan dalam buku ini adalah upaya penyelamatan Bank Bukopin yang saat itu terancam gulung tikar.
Tentu saja Rivan paham dengan kasus ini lantaran dialah yang menjadi nakhoda kapal Bank Bukopin kala itu. Rivan adalah Direktur Utama Bank Bukopin. Dan, Rivan berkisah langkah penyelamatan yang dilakukannya bisa terjadi karena hubungan baik dengan para pemangku kepentingan, salah satunya adalah para pemegang saham.
Keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses berjalannya perusahaan memang menjadi sebuah keharusan. Mereka perlu dilibatkan dalam pengambilan sebuah keputusan. Dari sini, penulis memberikan kiat yang dapat diterapkan pembaca. Salah satu yang terpenting adalah membuat daftar pemangku kepentingan atau stakeholder list. Cara tersebut ternyata sanggup membantu organisasi dalam mengidentifikasi kebutuhan dan harapan yang dimiliki stakeholder.
Dengan mengidentifikasi pemangku kepentingan sejak awal dan melacak masukan mereka selama proses berlangsung, organisasi dapat menghindari konflik. Ujungnya, upaya ini akan memberikan dampak positif pada peningkatan hasil.
Hubungan baik antara organisasi dengan pemangku kepentingan memang sebuah keniscayaan. Terlebih dalam masa krisis. Keberadaan stakeholder dapat membantu organisasi memulihkan keadaan karena hal ini berkaitan dengan kepentingan stakeholder.
Dalam buku ini, Rivan juga menjelaskan tentang komunikasi krisis yang dapat dilakukan organisasi tatkala menghadapi krisis. Berkomunikasi dalam masa krisis memang bukan hal mudah. Untuk itu, penulis memberikan lima pilar komunikasi di masa krisis: sederhanakan, buat kredibel, menunjukkan empati, menunjukkan kompetensi, dan komukasi yang layak untuk dibagikan.
Membaca buku ini seperti melihat kunci jawaban. Sebab, setiap pertanyaan mengenai manajemen pemangku kepentingan tidak hanya dijelaskan secara teoritis, tetapi juga berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
Rivan bisa menuangkannya dengan elok ke dalam sebuah buku karena pengalaman panjangnya. Tengoklah jejak rekamnya. Sebelum dipercaya menjadi Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan adalah salah satu aktor penyelamatan Bank Bukopin. Selama 13 tahun, dia juga berkarier di Bank Lippo. Rivan pun pernah didapuk menjadi Direktur Keuangan PT KAI. Juga tak kalah penting, pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah ini sampai kini masih menjadi staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia.
Pengalamannya yang mumpuni membuat buku ini layak dijadikan referensi oleh mereka yang harus berhadapan dengan pemangku kepentingan. Pengalaman dalam mengelola perusahaan dengan manajemen pemangku kepentingan, dapat menjadi pendekatan yang diaplikasikan langsung di dunia bisnis yang nyata.
KEYWORD :Pemangku kepentingan Stakeholder