Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Muhammad Amin melakukan kunjungan langsung ke lahan sawah tadah hujan di Desa Antutan, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Foto: Kementan)
Bulungan, Jurnas.com - Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot pelaksanaan Program Perluasan Areal Tanam (PAT) di berbagai wilayah, termasuk Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Program PAT ini ditargetkan mampu meningkatkan produksi beras nasional hingga 35 juta ton pada tahun 2024, dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian, khususnya di tengah tantangan krisis pangan global.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menekankan bahwa strategi utama dalam program ini adalah penggunaan teknologi pompanisasi dan optimalisasi lahan.
“Penanaman padi gogo yang didukung teknologi pompanisasi sangat membantu dalam pengairan lahan, sehingga produktivitas padi nasional dapat terus ditingkatkan, meskipun menghadapi berbagai tantangan,” ujar Mentan Andi Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, turut menekankan pentingnya mempercepat penerapan pompanisasi di tengah ancaman cuaca ekstrem seperti El Nino dan kondisi geopolitik global.
“Meski tantangan besar dihadapi, kami tetap berupaya maksimal untuk meningkatkan produksi padi serta mengembalikan swasembada pangan di Indonesia,” jelasnya.
Sebagai bagian dari implementasi program ini, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Muhammad Amin, melakukan kunjungan langsung ke lahan sawah tadah hujan di Desa Antutan, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan. Kunjungan ini dilakukan untuk meninjau hasil pelaksanaan Program PAT dan pompanisasi yang telah berjalan sejak April 2024 di seluruh Indonesia, termasuk di Kaltara.
Pada Kamis, 17 Oktober 2024, Muhammad Amin, selaku penanggung jawab Kaltara, bersama Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan dan Tim BSIP, melakukan peninjauan langsung ke beberapa lahan pertanian yang masuk dalam program PAT dan pompanisasi. Salah satu lahan yang dikunjungi adalah milik Kelompok Tani Sadar Karya, yang diketuai oleh Angga, seorang petani milenial yang telah aktif di dunia pertanian.
Sebelum adanya program PAT dan pompanisasi, Kelompok Tani Sadar Karya hanya mampu melakukan satu kali tanam setahun. Namun, setelah program ini berjalan, mereka berhasil meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200, yang berarti ada dua kali masa tanam dalam setahun.
Muhammad Amin menyampaikan harapannya agar Kelompok Tani Sadar Karya terus memperkuat kelembagaan kelompoknya serta mendorong perluasan dan percepatan tanam agar target LTT Kaltara Oktober sebesar 5.310 hektar dapat tercapai.
"Program ini kita kawal bersama-sama, sehingga produktivitas bisa meningkat, Dari satu kali tanam menjadi dua kali tanam per tahun, dapat terus dipertahankan "kata Amin.
Pada kesempatan yang sama, Angga, ketua Kelompok Tani Sadar Karya, menyampaikan terimakasihnya kepada pemerintah, terutama kepada Menteri Pertanian dan seluruh jajaran Kementerian Pertanian serta Dinas Pertanian setempat. Ia mengungkapkan bahwa dengan adanya bantuan pompa kelompoknya kini dapat melakukan dua kali masa tanam dalam setahun, dan hasil panen pun meningkat signifikan.
"Kami sangat berterima kasih karena hasil yang kami peroleh sangat memuaskan, dapat terlihat dari hamparan sawah yang mulai menguning dan siap dipanen dalam waktu satu minggu ke depan," ungkapnya
Dengan adanya program ini, diharapkan Kalimantan Utara dapat menjadi salah satu wilayah yang dapat berkontribusi dalam pencapaian target produksi beras nasional, serta memperkuat ketahanan pangan di tengah situasi global yang penuh tantangan.
KEYWORD :Kementerian Pertanian Ketahanan Pangan Produksi Beras Program PAT Kalimantan Utara