Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Adian Napitupulu. (Foto: Dok. Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Adian Napitupulu menilai komposisi kabinet Presiden RI, Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka terlalu besar.
Dia tekankan komposisi kabinet yang gemuk tersebut nantinya akan menyulitkan pemerintahan Prabowo dan Gibran.
“Jadi begini, ketika mejanya terlalu banyak, maka birokrasi akan panjang. Birokrasi yang panjang itu akan menjadi beban buat perijinan buat investasi dan sebagainya, sederhananya begitu,” kata Adian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10).
“Tadinya mejanya 34 sekarang mejanya jadi 42. Kan tambah meja tuh ya kan. Tambah meja artinya tambah birokrasi, tambah birokrasi artinya tambah proses. Tambah proses artinya tambah waktu. Tambah waktu artinya tambah beban baru. Itu aja,” imbuhnya.
Adian menekankan, untuk mengukur kinerja seorang presiden, dalam hal ini Prabowo, tolak ukurnya adalah komposisi kabinet.
“Apakah komposisi kabinetnya itu sesuai dengan yang dia sampaikan dalam pidato, atau sebaliknya? Apakah komposisi kabinet ini jadi jalan keluar dari persoalan rakyat atau jadi beban rakyat? Nah, rakyat harus lihat komposisi ini. Menjawab enggak persoalan-persoalan Prabowo tadi,” urai Sekjen Pena 98 ini.
Terlepas dari itu, Adian memastikan bahwa PDIP akan tetap kritis terhadap kepemimpinan Prabowo-Gibran. Hal yang sama, menurut Adian, juga dilakukan ketika Joko Widodo (Jokowi) semasa menjabat Presiden RI.
“Kita ketika bersama-sama dengan Jokowi kita salah satu partai paling kritis terhadap Jokowi ya PDIP. Kita tuh sikapnya tegas, benar-benar enggak ya dikritik,” terangnya.
Artinya kritik tetap ada bang?
“Iya lah,” demikian Adian.
KEYWORD :
Warta DPR PDIP Adian Napitupulu komposisi kabinet Prabowo Subianto Gibran Rakabuming Raka