Kepala BSKAP Kemdikbudristek, Anindito Aditomo (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menekankan urgensi siswa memahami literasi finansial di era digital.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek, Anindito Aditomo, dalam sosialisasi panduan pendidikan literasi finansial yang berlangsung secara daring pada Jumat pekan lalu.
Menurut Anindito, melek literasi finansial bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para peserta didik dalam memahami dan mengelola keuangan pribadi.
"Literasi finansial kita saat ini masih menjadi PR (pekerjaan rumah). Skornya masih di bawah rata-rata dunia," kata Anindito.
Rendahnya literasi finansial, lanjut Anindito, tidak hanya berdampak negatif pada kesejahteraan individu, namun juga keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Dia mencontohkan saat ini ada belasan juta masyarakat Indonesia yang terjerat pinjaman online (pinjol), dengan nilai pinjaman hampir menyentuh angka Rp60 triliun.
"Bahkan kredit macet didominasi oleh anak muda. Dan dua persen pemain judi online itu anak-anak di bawah umur," ujar Anindito.
Anindito menambahkan bahwa menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia kurang dari 50 persen. Padahal akses keuangan masyarakat cukup tinggi.
KEYWORD :Literasi Finansial Kemdikbudristek Anindito Aditomo