Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satrio Soemantri Brojonegoro (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satrio Soemantri Brojonegoro memastikan bahwa dirinya membuka peluang untuk mengkaji ulang kebijakan Kampus Merdeka.
Kendati demikian, dia enggan berbicara banyak mengenai kebijakan yang lahir di era Nadiem Anwar Makarim itu, termasuk kemungkinan menghentikan pelaksanaan Kampus Merdeka.
"Kita lanjutkan dengan beberapa perbaikan yang diperlukan. Kalau sudah baik, ya sudah," kata Mendiktisaintek kepada awak media, usai kegiatan serah terima jabatan di Kantor Kemdikbudristek, Jakarta, pada Senin (21/10).
Satrio juga tidak menetapkan target jangka pendek sejak dilantik sebagai Mendiktisaintek oleh Presiden Prabowo Subianto. Sebab, presiden telah memerintahkan agar seluruh jajaran kabinet langsung bekerja.
"Tidak ada lagi belajar dulu. Di bidang saya, saya akan melaksanakan yang telah digariskan oleh Pak Nadiem, kemudian tidak ada perubahan sementara. Jalan terus supaya kontinuitas terjamin," ujar Satrio.
Satrio menyoroti beberapa hal dalam pidato serah terima jabatan, di antaranya hilangnya bidang pekerjaan di tengah derasnya gempuran kecerdasan buat (AI) saat ini. Karena itu, dia menilai perguruan tinggi perlu mempersiapkan pembelajaran khusus dalam menghadapi masa depan yang serba tidak pasti.
"Ilmu saya teknik mesin. Itu jadul. Kalau sekarang saya mengajar dengan ilmu saya, ke depan akan sulit. Jadi bagaimana? Itu tantangan kita ke depan. Mari bekerja keras untuk menghadapi masa depan yang tidak menentu," kata dia.
Satrio Soemantri Brojonegoro Mendiktisaintek Kampus Merdeka