Rabu, 23/10/2024 16:28 WIB

OPINI

Membaca dan Menulis Harapan Atas Kepemimpinan Prabowo

Pasca Prabowo Subianto dilantik sebagai presiden, rakyat akan menilainya sebagai tonggak sejarah perubahan bangsa, di kemudian hari.

Presiden Prabowo Subianto saat berpidato kenegaraan pertamanya.

Oleh: KH. Abdussalam Shohib Bishri

Momentum bernilai sejarah kembali terukir, dan setiap pemimpin dapat mengukir sejarahnya masing-masing di tempat dan waktu yang diinginkan. Itulah yang terjadi saat Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo Subianto menyampaikan Pidato Perdana setelah menyatakan kalimat sumpah-janji dan dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke-8 dihadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Ahad, 20 Oktober 2024. Rakyat akan menilainya sebagai tonggak sejarah perubahan bangsa, di kemudian hari.

Bernilai sejarah, karena apa? Yang disampaikan secara resmi di hadapan seluruh Rakyat Indonesia yang diwakili oleh anggota MPR RI, unsur semua golongan dan kelompok bangsa Indonesia, serta disaksikan oleh perwakilan negara sahabat, merupakan uraian kesadaran, keyakinan, optimisme, semangat jiwa dan komitmen sosok pemimpin bangsa, bukan ‘penguasa negara’ atas masa depan Indonesia.

Terlontar secara tegas melalui jabaran visi dan misi presiden, keseluruhanya menjadi kehendak membangun kedaulatan, kemandirian dan kemerdekaan bangsa. Pidato sosok pemimpin yang menyadari sepenuhnya tentang fakta-fakta masalah bangsa, tanpa harus menutupi atau mencitrakannya secara terbalik.

Sosok pemimpin yang mengajak semuanya dan ingin membangkitkan keyakinan serta optimisme bangsa menuju idealisme dan realitas baru berindonesia. Sosok pemimpin yang ingin menunjukkan semangat jiwa serta komitmen berbhakti dan mengabdi untuk kemajuan serta keluhuran harkat dan martabat bangsa, dengan memakmurkan rakyat Indonesia.

Pengakuan terhadap kenyataan; mulai dari korupsi, kolusi dan nepotisme yang menggerogoti negeri oleh pejabat hingga pengusaha tanpa nasionalisme, disinggung Presiden Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo dalam pidatonya agar dihentikan. Sebuah harapan agar angka-angka statistik jangan juga dikorupsi demi fakta terbaca nyata untuk diatasi.

Juga kenyataan; mulai dari tingginya import pangan, komoditi dan energi yang menggerus keuangan negara, diungkap demi mewujudkan swasembada hingga ketahanan di semua bidang dengan strategi hilirisasi untuk nilai tambah produksi dalam negeri.

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo Subianto menghendaki keharusan agar rakyat cukup sandang papan, terbebas dari rasa takut, kemiskinan, kebodohan hingga penegasan agar setiap pemimpin-pejabat bekerja sepenuhnya untuk rakyat; bukan untuk keluarga, kerabat atau pihak lain. Agar subsidi bagi rakyat tepat sasaran dan langsung diterima kepala keluarga. Bahkan untuk itu, sumber daya alam yang melimpah harus dijaga dan dikelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat; dan jangan dijual murah.

Dan untuk semua itu, Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo mengajak semua pihak bekerjasama. Berharap semua pemimpin bangsa bersatu, tidak suka cekcok, tidak saling membenci dan caci maki, tidak munafik, serta bersama-sama membangun demokrasi santun yang cocok dengan adat-budaya Indonesia. Yaitu, demokrasi Pancasila dimana ideologi bernegara, sistem hukum dan pemerintahan, praktek politik dan penyelenggaraan negara didasarkan pada 5 (lima) sila sebagai nilai dasar, adab, akhlak, dan moralitas berbangsa.

Membaca sebagian isi pidato Presiden Republik Indonesia ke-8, Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo Subianto, dan praktek politik penetapan menteri, wakil menteri, kepala badan, staf dan penasehat Presiden dalam komposisi kabinet merah putih hingga 22 Nopember 2024, ada harapan besar kepemimpinan Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo Subianto periode 2024-2029 akan meletakkan landasan perubahan strategis dalam sistem dan praktek bernegara-bangsa. Sebuah perubahan, dengan kesadaran, keyakinan dan optimisme baru menuju Indonesia Emas di tahun 2045.

Juga sebuah harapan, kepemimpinan nasional periode 2024-2029 adalah cermin adanya pemimpin dan lahirnya pemimpin-pemimpin baru di semua lini penyelenggaraan pemerintahan, pemajuan pembangunan dan kemasyarakatan yang peduli dan cinta terhadap rakyatnya. Tidak sebaliknya, muncul sosok-sosok penguasa baru yang menguasai kehidupan, hajat hidup dan sumber-sumber kemakmuran rakyat. Semoga demikian. Tidak ada kekurangan dari Indonesia, semuanya tersedia dan semua kembali kepada para Pemimpin Bangsa.

Bacaan terhadap sosok Presiden RI periode 2024-2029 yang baru dilantik itu, Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo Subianto, disertai harapan-harapan yang perlu ditegaskan kembali atas kepemimpinannya, bahwa:

1. Kesadaran untuk meninggalkan sepenuhnya praktek KKN, kebocoran dan penyelewengan anggaran dalam penyelenggaraan negara. Dengan kesungguhan mengabdi untuk rakyat, memajukan kepentingan umum, bangsa dan negara dengan membendung hingga memutus mata rantai kuasa oligarki. Dan, dinasti politik dengan gurita bisnis yang menggerogoti pondasi demokrasi;

2. Menjaga persatuan dan kesatuan adalah prioritas serta mengkonsolidasinya untuk meneguhkan kedaulatan bangsa. Kedaulatan dibidang ekonomi, pangan, hukum, keamanan dan pertahanan, dan sebagainya. Dengan merangkul semua kawan dan lawan politik untuk satu tujuan, bersama-sama mewujudkan visi-misi bernegara bangsa;

3. Mencerdaskan kehidupan berbangsa dengan menjaga posisi dan relasi masyarakat sipil secara terhormat; terutama organisasi kemasyarakatan dan keagamaan serta kelompok masyarakat sebagai bagian dari kekuatan penopang negara. Dengan menempatkan mereka sebagai mitra pemerintah untuk memajukan bangsa, bukan organ bawahan yang perlu diintervensi, atau diperhadapkan secara diametral, apalagi sebagai centeng untuk kepentingan tertentu.

4. Di usia 73 tahun berjalan, pengalamannya di dunia militer, terlatih di lingkungan politik, dan kedekatannya dengan tokoh-tokoh agama dan para pemimpin dunia, menambah harapan kepada Presiden Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo Subianto, bisa membawa kebijaksanaan dalam mengorkestrasi kepemimpinan nasional lebih matang, tegas dan berwibawa. Demikian juga, tegas dalam menjaga posisi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktiv (non blok) di tengah tantangan dan ancaman konflik global (“non align country, we want to be a good neighbour”).

Ungkapan akhir pidato Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo, mencerminkan sosok pemimpin (bukan penguasa) yang tangguh; “Mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah. Marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani. Marilah kita berhimpun. Marilah kita bersatu untuk mencari solusi-solusi, mencari jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut”.

Dari semuanya saya jadi menyadari dan teringat dawuh Kakanda Sepupu, Allah Yarhamhu KH Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4, dikenal dengan panggilan Gus Dur yang pernah dawuh di suatu kesempatan : “Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo Akan Jadi Presiden Di Usia Tua & Orang Paling Ikhlas Kepada NKRI”.

Kepada Presiden RI ke-8, Bapak H. Prabowo/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Prabowo Subianto; Selamat Menjalankan Tugas dan Amanat Rakyat. Wassalam.

Penulis adalah:
1.Pengasuh PP. Mambaul Maarif Denanyar Jombang Jawa Timur,
2. Ketua Yayasan Gerak Pengabdian Santri Indonesia, dan
3. Ketua Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (PO dan MLB NU)

KEYWORD :

Prabowo Prabowo -Subianto KH. Abdussalam Shohib Bishri




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :