Jum'at, 22/11/2024 23:51 WIB

Tingkatkan Produktivitas Peternakan, Kementan Sosialisasikan SKKK Bidang Inseminasi Buatan Ternak Babi

Tingkatkan Produktivitas Peternakan, Kementan Sosialisasikan SKKK Bidang Inseminasi Buatan Ternak Babi

Sosialisasi SKKK Bidang Inseminasi Buatan Ternak Babi di Hotel Ciputra Cibubur, Jumat (25/10/2014).

Jakarta, Jurnas.com - Dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten, profesional dan berdaya saing serta dinamisnya kompetensi kerja terhadap tuntutan dan kondisi nyata dunia kerja, maka dibutuhkan standar kompetensi yang tertuang dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) bekerjasama dengan Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) telah menyusun Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) bidang inseminasi buatan pada ternak babi dan telah mendapat registrasi dari Kementerian Ketenagakerjaan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas.

Guna menindaklanjuti hal tersebut, BPPSDMP melalui Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) bekerjasama dengan PRISMA melaksanakan sosialisasi SKKK Bidang Inseminasi Buatan Ternak Babi di Hotel Ciputra Cibubur, Jum’at (25/10/2014).

Setelah dilantik kembali sebagai Menteri Pertanian (Mentan) untuk periode 2024-2029, Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pesan pertama adalah memperkuat koordinasi antar lembaga dan dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya. Dirinya optimis jika institusi yang dipimpinnya dapat mewujudkan Visi dan Delapan Misi Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto.

Sedangkan untuk keinginan swasembada pangan, disampaikan Amran, Presiden Prabowo menginginkan hal ini terwujud dalam waktu 4 tahun.

Saat memberikan arahan di acara Sosialisasi SKKK Bidang Inseminasi Buatan Ternak Babi Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti menyampaikan pidato Presiden Prabowo agar Indonesia harus segera berswasembada dengan secepatnya, baik pertanian maupun peternakan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Kabadan Santi sangat mengapresiasi pertemuan ini dan ucapan apresiasi juga disampaikan kepada PRISMA atas dukungannya kepada BPPSDMP. SKKNI ini sudah lama dinantikan karena sangat penting bagi stakeholder, peternak-peternak dan tentunya para inseminator.

“Langkah-langkah selanjutnya adalah melakukan sosialisasi kepada semua elemen terutama kepada para peternak dan inseminator, ucap Kabadan Santi.

Kabadan mengungkapkan jika prospek peternakan babi secara filosofi sangatlah menguntungkan dibandingkan dengan peternakan lainnya. Untuk di wilayah Indonesia Timur, peternakan babi diharapkan dapat berkembang dengan pesat. Sehingga pentingnya diseminasi buatan untuk menunjang produktivitas peternakan tersebut.

Di BPPSDMP melalui Puslatan yang mengkordinasikan 10 UPT Pelatihan, baik pertanian dan peternakan mempunyai tugas untuk meningkatkan kapasitas sdmnya secara terus menerus. Masih banyak sektor-sektor lain yang belum mempunyai sertifikasi, sehingga ini menjadi poin penting tersendiri.

“Diharapkan setelah sosialisasi dapat segera mengundang para inseminator-inseminator untuk melakukan pelatihan dan berharap kerjasama dengan PRISMA masih terus berlangsung”, tutup Santi.

Sementara, secara online Direktur Pangan dan Pertanian, BAPPENAS yang diwakili oleh Koordinator Koordinator Pangan dan Pertanian, Ivan Martino mengatakan bahwa industri peternakan babi di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. BAPPENAS sendiri sangat mendukung kegiatan sosialisasi ini dan diharapkan menjadi dialog yang intensif.

“Para pelaku di industri ini perlu mencari solusi yang indovatif dan sangat mendukung PRISMA, BPPSDMP atas terbitnya SKKK Bidang Inseminasi Buatan Ternak Babi”, ucapnya.

Sedangkan Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Peternakan dan Kesehatan Hewan, menyampaikan bahwa kecenderungan konsumen dalam memilih suatu produk merupakan suatu konsekuensi. Bahkan beberapa negara menetapkan standar kompetensi merupakan suatu alat untuk mempertahankan diri.

Dengan adanya SKKK ini dapat mendorong ilmu peternakan dan teknologi sehingga dapat membuka pintu pelaku usaha dibidang peternakan, khsuusnya dalam pembentukan protein hewani.

Kerjasama antara PRISMA dan Kementan merupakan kerjasama antar institusi yang memberikan hasil dan manfaat yang cukup baik. Selain juga untuk meningkatkan benih babi yang berkualitas.

Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan modul pelatihan dari PRISMA kepada Prof. Marlen dari Undana, Modul SKKK Bidang Babi dari Kepala BPPSDMP kepada Kepala Balai Besar Pelatihan Perternakan (BBPP) Batu, dan Modul SNI 4869 Semen Babi dari Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Peternakan dan Keswan kepada PT Cipta Jaya Farm.

KEYWORD :

Kementan Idha Widi Arsanti Inseminasi Buatan Babi BPPSDMP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :