Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu`ti (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Masih tingginya angka putus sekolah menjadi perhatian pemerintah. Karena itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu`ti mengatakan pihaknya akan melakukan dua pendekatan untuk meningkatkan akses pendidikan.
Kedua pendekatan tersebut ialah menghidupkan kembali lembaga pendidikan nonformal, di antaranya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan lembaga pelatihan. Kedua, menambah keberadaan rumah-rumah belajar yang ada di tengah masyarakat.
Mendikdasmen mengatakan, rumah belajar bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari inisiatif masyarakat membuka rumah belajar, atau rumah belajar yang ditempatkan di sekolah-sekolah formal.
"Mungkin pada saat sore hari atau malam hari itu bisa digunakan, karena mungkin banyak anak-anak kita yang tidak bisa sekolah itu karena bekerja. Bisa juga mereka tidak bisa sekolah karena jaraknya jauh dari sekolah yang ada," kata Mendikdasmen di Jakarta pada Senin (28/10).
"Makanya kita berusaha untuk menyediakan sarana belajar yang lebih mendekatkan dan memudahkan anak-anak Indonesia untuk dapat belajar dan mendapatkan haknya sebagai bagian dari generasi bangsa kita di masa depan," dia menambahkan.
Menteri Mu`ti menyebut angka putus sekolah di Indonesia masih tinggi karena disebabkan berbagai macam faktor, termasuk alasan ekonomi, sulitnya akses ke satuan pendidikan, hingga berbagai faktor intelektual.
"Misalnya anak-anak yang memiliki defabilitas atau keterbelakangan dalam belajar, ini memang harus di-treatment secara khusus karena program sekolah inklusi yang sekarang ini berjalan kan masih belum bisa maksimal," ujar dia.
Karena itu, keberadaan berbagai opsi pendidikan ini, Menteri Mu`ti harapkan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tetap belajar, sebagai bagian dari bekal untuk menjadi generasi emas di masa depan.
KEYWORD :Mendikdasmen Abdul Mu`ti Angka Putus Sekolah