Konsolidasi Nasional Presidium MLB NU di Cirebon (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Presidium dan Ketua OC Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU), KH Imam Baehaqi, merespon anggapan PBNU yang menilai MLB sebagai forum liar. Dikatakan Baehaqi, PBNU saat ini justru tidak memiliki landasan etika.
"Kepemimpinan PBNU periode inilah justru yang tidak mu`tabar. Karena kepemimpinanya tidak mengikuti standar moral Ahlussunnah wal Jamaah," kata Baehaqi kepada Jurnas.com pada Minggu (3/11).
Baehaqi juga membongkar sejumlah kebobrokan PBNU di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf, yang kerap dianggap arogan dan sewenang-wenang, serta menciptakan berbagai konflik.
"Tidak ada program jelas yang dirasakan oleh warga NU, sarat dengan kepentingan pribadi dan politik, sering kali melakukan intimidasi kepada struktur di bawagnya. Karakter kepemimpinan otoriter," ujar Baehaqi.
Selain itu, PBNU sering melakukan kampanye humanitarianisme Islam. Namun, selama memimpin PBNU, Gus Yahya tidak pernah menggelar program nyata untuk kemanusiaan, namun lebih berorientasi politik kekuasaan.
"Banyak kasus kemanusiaan terjadi, tapi tidak jelas sikapnya dan tidak ada kehadiran NU dalam setiap berbagai isu kemanusiaan," dia menambahkan.
PBNU juga tidak memberikan teladan yang baik mengenai rangkap jabatan. Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf, tidak melepaskan jabatannya di struktur PBNU ketika mendapatkan amanah sebagai Menteri Sosial.
"Sementara banyak PW (Pengurus Wilayah) dan PC (Pengurus Cabang) yang dianggap rangkap jabatan langsung dipecat. Seperti yang dialami PCNU Cianjur," ujar Baehaqi.
Karena itu, Presidium PO dan MLB NU mengapresiasi Presiden RI Prabowo Subianto yang menunjuk Prof. Nasaruddin Umar sebagai Menteri Agama. Dengan demikian, tidak ada lagi ancaman untuk PWNU dan PCNU, seperti yang terjadi di era Yaqut Cholil Qoumas.
KEYWORD :Presidium PO dan MLB Nahdlatul Ulama Muktamar Luar Biasa