Sabtu, 23/11/2024 07:10 WIB

JHL Foundation Sulap Lahan Tidur Demi Genjot Produksi Beras

JHL Foundation menggandeng Kodam III Siliwangi dalam program menghidupkan 15 hektar lahan tidur di Kampung Lampegan, Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpuk, Bandung.

JHL Foundation menggandeng Kodam III Siliwangi dalam program menghidupkan 15 hektar lahan tidur di Kabupaten Bandung (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Pendiri Yayasan Merah Putih, Jerry Hermawan Lo, menggandeng Kodam III Siliwangi dalam program menghidupkan 15 hektar lahan tidur di Kampung Lampegan, Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpuk, Bandung.

Upaya ini merupakan bagian dari komitmen JHL Foundation mendukung kesuksesan program ketahanan pangan, yang menjadi cita-cita besar Presiden RI Prabowo Subianto.

"Jadi awalnya masyarakat melaporkan kepada kami bahwa ada lahan seluas 15 hektar yang selama empat tahun tidak pernah digarap," kata Dandim 0624 Kabupaten Bandung Letkol Inf Tinton Amin Putra dalam keterangannya pada Kamis (7/11).

Informasi ini didapat tak lama setelah Tinton dilantik sebagai Dandim 0624 Kabupaten Bandung pada awal Mei 2024. Kelompok petani di sana, lanjut Tinton, tak mau menggarap lahan tersebut lantaran selalu diserang hama.

Setiap panen, lahan itu cuma dapat 2-4 ton beras per hektar. Padahal normalnya 1 hektar bisa mendapatkan 6,6 ton beras. "Petani rugi terus," kata dia.

Dari keresahan petani itu, Tinton langsung berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, kelompok tani setempat dan JHL Foundation. Dia ingin menghidupkan lahan tersebut.

Semua pihak pun menyambut baik keinginan Tinton untuk menghidupkan lahan tidur tersebut. Terutama JHL Foundation. Yayasan yang didirikan pengusaha Jerry Hermawan Lo langsung memberikan support penuh.

"Kami memang sudah dua tahun ini fokus di agrobisnis," kata Jerry.

Mereka lantas menggandeng Bang Bara yang merupakan kelompok muda dari Kabupaten Bandung yang punya inovasi membuat pupuk organik untuk meningkatkan produksi beras.

Kelompok ini turut menggandeng IPB dan beberapa pihak memanfaatkan alat canggih untuk produksi. Seperti menggunakan drone untuk menyebarkan pupuk, traktor mini untuk menanam bibit, juga mesin penggiling sehingga gabah bisa langsung menjadi beras. Untuk pompanisasi dan pengairan juga langsung di-support oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.

Usaha Tinton, Jerry dan semua pihak yang terlibat berbuah hasil. Setelah masa tanam empat bulan, akhirnya jajaran Kodam III Siliwangi, Kodim 0624 Kabupaten Bandung, JHL Foundation, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Perwakilan Bang Bara dan kelompok tani setempat menggelar panen raya.

Hasil panennya pun meningkat drastis. Bila sebelumnya lahan di Kecamatan Pameungpeuk ini hanya bisa menghasilkan 2-4 ton beras. Dalam panen raya kali ini mereka memanen 8,5-10 ton per hektar.

"Hasilnya luar biasa hampir empat kali lipat. Ini juga melampaui produksi rata-rata nasional," ujar Jerry.

Biaya penggunaan pupuk juga bisa ditekan dengan menggunakan pupuk organik Bang Bara. Normalnya dalam proses tanam hingga panen, petani membutuhkan Rp4 juta per hektar untuk pupuk. Sedangkan dengan menggunakan pupuk Bang Bara petani hanya butuh Rp1,5 juta per hektar hingga panen.

"Tentu saja ini sangat menguntungkan petani. Ongkos produksinya bisa ditekan, tapi hasilnya jauh lebih banyak," Jerry menambahkan.

Jawa Barat, lanjut Jerry, adalah salah satu daerah pemasok terbesar produksi beras nasional. Menurut data BPS, pada 2023 Jawa Barat bisa menghasilkan 9,1 juta ton gabah kering giling. Padahal saat itu produksi beras nasional per tahun adalah 31 juta ton beras.

"Artinya Jawa Barat adalah salah satu lumbung beras nasional," ujar Jerry.

KEYWORD :

JHL Foundation Lahan Tidur Swasembada Beras Jerry Hermawan Lo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :