Menteri Kebudayaan, Fadli Zon (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyerukan repatriasi (pengembalian) artefak budaya ke negara asal. Hal ini disampaikan dalam forum negara-negara G20 di Salvador da Bahia, Brasil.
Menurut dia, pengembalian artefak merupakan tanggung jawab moral yang tidak hanya krusial untuk memperbaiki ketidakadilan sejarah, namun juga memperkuat persatuan internasional, serta penghargaan terhadap warisan budaya tiap bangsa.
"Repatriasi bukan sekadar mengembalikan benda bersejarah ke negara asalnya, tetapi juga langkah konkret untuk mengembalikan representasi yang utuh dan autentik dari suatu warisan budaya," kata Menteri Fadli dalam siaran pers pada Sabtu (9/11) kemarin.
Menteri Fadli juga menggarisbawahi bahwa dukungan terhadap repatriasi artefak budaya harus dilakukan untuk meningkatkan integritas budaya global.
Pengembalian artefak yang telah dijarah ke negara asalnya merupakan upaya pelestarian budaya yang berkelanjutan, penting untuk membangun rasa kepemilikan bersama, memperkuat pemahaman antar budaya, dan menciptakan lanskap warisan budaya global yang lebih adil dan inklusif.
"Saya mengajak seluruh negara G20 untuk mendukung dan memperjuangkan repatriasi, melihatnya sebagai investasi penting dalam menjaga integritas budaya dan kesatuan internasional," ujar dia.
Selain itu, sebagai bagai bagian dari komitmen dalam menjunjung tinggi hak-hak budaya, Fadli menyerukan kepada negara-negara G20 untuk bergabung dalam upaya bersama melindungi keragaman budaya.
"Indonesia berkomitmen terhadap prinsip inklusi, partisipasi sosial, dan aksesibilitas, serta memastikan lingkungan yang kondusif di mana setiap ekspresi budaya dapat dihargai dan dilindungi," kata Menbud.
Dia juga menekankan perlunya kerja sama internasional untuk memastikan bahwa teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), mendukung pelestarian dan penghormatan terhadap keragaman budaya, bukan justru mengancam keberlangsungan.
KEYWORD :Menteri Kebudayaan Fadli Zon Repatriasi Artefak