Sabtu, 16/11/2024 17:47 WIB

Mengenal Gultik, Makanan yang Disantap Bos Nvidia di Emperan Blok M

Lebih dari sekadar makanan, gultik juga merupakan simbol dari keberagaman kuliner Indonesia yang mudah dijangkau oleh siapa saja, tak peduli status atau jabatan.

Sepiring gulai tikungan (gultik) yang dijajakan di trotoar di depan Blok M Plaza, Jakarta Selatan (Foto: Antara)

Jakarta, Jurnas.com - Gultik, yang merupakan singkatan dari "Gulai Tikungan", adalah makanan khas Indonesia yang menawarkan kombinasi unik antara cita rasa pedas, gurih, dan manis yang memikat lidah. Tapi, lebih dari sekadar makanan, gultik juga merupakan simbol dari keberagaman kuliner Indonesia yang mudah dijangkau oleh siapa saja, tak peduli status atau jabatan.

Baru-baru ini, dunia maya dihebohkan dengan sebuah momen menarik: Jensen Huang, CEO Nvidia, terlihat menikmati hidangan kaki lima di kawasan Blok M, Jakarta. Bersama Vikram Sinha, CEO Indosat Ooredo Hutchison (IOH), Huang menyantap gultik, makanan khas Indonesia yang kaya rempah. Momen tersebut diunggah oleh Vikram di akun media sosialnya, dan langsung menarik perhatian banyak orang.

Asal Usul Gultik

Awalnya, gultik tidak memiliki nama resmi, dan dikenal sebagai "gulai tikungan" karena lokasi para pedagang yang berada di tikungan jalan. Namun, pada tahun 1997, istilah gultik mulai populer di kalangan masyarakat Jakarta, seiring dengan semakin terkenalnya tempat-tempat penjual gulai di sekitar kawasan Blok M.

Sejarah Gultik di Blok M

Menurut Portal Informasi Indonesia, pedagang gultik pertama kali muncul di kawasan Bulungan, Jakarta, pada akhir 1980-an. Mereka kemudian pindah ke kawasan Mahakam, sebelum akhirnya menetap di sekitar Blok M. Kebanyakan pedagang gultik ini berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah, dan beberapa di antaranya adalah generasi kedua yang melanjutkan usaha orang tua mereka.

Pada awal 1990-an, gultik mulai ramai diperbincangkan, terutama di kalangan kawula muda. Para pedagang gultik berjualan dengan gerobak pikul yang dinaungi payung warna-warni, yang kini menjadi ciri khas dari penjual gultik di sepanjang trotoar Blok M. Mereka juga menyediakan kursi dan meja kecil bagi pelanggan yang ingin makan di tempat. Sejak saat itu, gultik semakin dikenal luas dan menjadi salah satu ikon kuliner kaki lima Jakarta.

Gultik: Simbol Kuliner Indonesia yang Terjangkau dan Menggugah Selera

Gultik bukan hanya sekadar makanan murah meriah yang bisa dinikmati siapa saja, tetapi juga simbol dari keberagaman kuliner yang dimiliki Indonesia. Setiap daerah memiliki keunikan dalam menyajikan gulai, baik itu gulai kambing, ayam, atau sapi. Begitu juga dengan gultik, yang meskipun sederhana, memiliki cita rasa yang menggugah selera dan mampu memanjakan lidah siapa pun yang mencicipinya.

Sebagai makanan kaki lima, gultik juga merupakan contoh dari betapa kuliner Indonesia sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Gultik mudah ditemukan di berbagai penjuru kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Yogyakarta, sering kali di warung-warung pinggir jalan yang buka hingga larut malam. Makanan ini juga mencerminkan filosofi kuliner Indonesia yang mengutamakan rasa yang kuat dan bumbu yang kaya, namun tetap terjangkau oleh semua kalangan.

Gultik di Blok M: Pusat Kuliner yang Tidak Pernah Sepi

Blok M, kawasan yang terkenal dengan pusat perbelanjaan dan kuliner di Jakarta Selatan, memang menjadi tempat yang sangat cocok untuk menikmati gultik. Di sini, Anda bisa menemukan warung gultik yang buka hingga malam hari, menyajikan makanan hangat dengan harga yang sangat terjangkau. Selain gultik, Blok M juga dikenal dengan berbagai pilihan makanan jalanan lainnya, seperti sate, bakso, martabak, dan nasi goreng.

Makan gultik di Blok M juga menawarkan pengalaman kuliner yang autentik, di mana pengunjung bisa menikmati hidangan sambil merasakan atmosfer khas Jakarta. Tidak heran jika kawasan ini sering menjadi pilihan bagi para wisatawan lokal maupun internasional yang ingin menikmati makanan Indonesia.

KEYWORD :

Gulai Tikungan Gultik Kuliner Indonesia gultik Blok M




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :