Logo Persepi (Foto: Persepi)
Jakarta, Jurnas.com - Pakar politik, Prof. Dr. Asrinaldi, mendesak Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) membongkar data lengkap Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Indikator Politik Indonesia, imbas perbedaan dalam hasil survei di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah.
Dalam hasil survei yang dirilis oleh SMRC dan Indikator, terpampang jelas perbedaan antara raihan Andika Perkasa dan Ahmad Lutfi. Menurut Prof. Asrinaldi, Persepi harus mengambil tindakan adil dan melakukan pemeriksaan mendalam.
Menurut dia, jika ditemukan fakta kebenaran bahwa memang hasilnya terlampau jauh, tentu hal ini harus menjadi perhatian Persepi. Secara ideal memang harus dilaksanakan pemangggilan terhadap dua lembaga ini untuk membuka keseluruhan data dan menjelaskan terjadinya perbedaan.
"Kalau memang ada fakta bahwa hasilnya berbeda jauh. Tentu ini akan menjadi perhatian Persepi. Idealnya tentu harus ada pemeriksaan terhadap perbedaan ini," kata Prof. Dr. Asrinaldi dalam keterangannya pada Senin (18/11).
Hal senada juga pernah terjadi antara Poltracking dan Lembaga Survei Indonesia (LSI). Apabila Poltracking diberikan sanksi akibat perbedaan hasil survei, maka hal sama seharusnya juga dilakukan atas dasar perbedaan hasil survei di Jateng.
Perbedaan yang jauh itu terjadi diantara lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) dengan perolehan elektoral Andika Perkasa sebesar 43,46 persen, sementara lembaga milik Saiful Mujani berada pada angka 50,4 persen untuk Andika Perkasa.
Faktanya, jika merunut periode survei, SMRC dan IPI berada dalam kurun waktu yang sama, SMRC melakukan survei pada periode 7-12 November sementara IPI pada 7-13 November. Tetapi beda hasil survei antara kedua lembaga ini mencapai sembilan persen untuk elektabilitas Andika Perkasa dan Hendar Prihadi.
Kendati demikian, Prof. Dr. Asrinaldi tetap menyarankan agar Persepi juga membedah perbedaan data yang terjadi di Jateng. Jika pemeriksaan akan berlangsung, maka satu hal yang harus ditaati Saiful Mujani tidak boleh mengikuti atau bahkan cawe-cawe dalam pengambilan keputusan.
"Artinya, anggota dewan etik yang diperiksa tidak dilibatkan dalam pemeriksaan kalau memang ada indikasi ke arah itu," Prof. Dr. Asrinaldi menegaskan.
Apabila perbedaan hasil survei di Jateng tidak berkonsekuensi sanksi, maka seolah memperkuat indikasi adanya praktik tebang pilih Persepi terhadap anggota asosiasi. Salah satunya, indikasi Persepi memang menargetkan Poltracking Indonesia sebagai anggota yang secara tidak langsung dipaksa mengundurkan diri.
KEYWORD :SMRC Indikator Indonesia Persepi Pilgub Jateng