Anggota Komisi I DPR RI Sarifah Ainun Jariyah. (Foto: Dok. Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi I DPR RI Sarifah Ainun Jariyah mengatakan bila fenomena yang saat ini terjadi di perkotaan adalah banyak masyarakat yang sudah jarang menonton televisi.
Menurutnya, saat ini masyarakat yang menonton televisi sebetulnya masih banyak di daerah yang jauh dari perkotaan karena sebagian dari masyarakat tersebut masih banyak yang menggunakan televisi.
"Tapi untuk di perkotaan, banyak yang menggunakan media di luar media konvensional seperti Medsos, Youtube, TikTok, dan lain sebagainya," kata Sarifah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (19/11).
Dia menceritakan, fenomena yang terjadi ketika dirinya masih anak-anak banyak sekali tontonan kartun pada setiap hari minggu.
Namun, Sarifah menceritakan keluh kesah masyarakat yang saat ini banyak melihat tayangan-tayangan TV sekarang itu banyak siaran-siaran yang tidak mendidik anak-anak.
Untuk itu, Legislator Milenial tersebut meminta kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengurangi program acara TV yang dirasa kurang mendidik.
"Jadi kemarin sempat diskusi sama teman-teman, tolong disampaikan ke Komisi Penyiaran Indonesia untuk siaran-siaran yang mendidik anaknya diperbanyak," ujarnya.
"Untuk acara-acara yang diperlukan tentu tidak hanya untuk mengedukasi anak-anak tapi memberikan ilmu pengetahuan kepada yang lebih dewasa juga harus diperbanyak, semacam kuis-kuis jaman dulu itu kan banyak kuis-kuis yang mendidik gitu. Nah untuk itu mudah-mudahan bisa diperbanyak," sambungnya.
Politikus PDIP tersebut mencontohkan terdapat beberapa acara program TV yang tidak jelas, seperti misalnya yang mengumbar kasus perceraian bahkan soal LGBT itu perlu dikurangi.
Ia menceritakan ketika kemarin menonton TV, ada salah satu siaran televisi yang menyiarkan tentang kasus perselingkuhan dengan bahasa-bahasa yang tidak elok untuk anak-anak.
"Jadi mohon maaf ada bahasa kurang ajar, dan lain sebagainya mirisnya itu masih lolos sensor, untuk itu mudah-mudahan ke depan, (2:08) itu bisa lebih dimitigasi oleh TPI," tuturnya.
Menutup pernyataanya, Sarifah mengaku bila ia banyak belajar dari pengalaman ketika ia masih menjadi Volunteer untuk mengurangi kasus perempuan dan anak.
Ia menyebut sangat miris ketika ada pemerkosaan terhadap anak di bawah umur, bahkan ada juga yang secara terang-terangan mempertontonkan pembunuhan.
"Ya saya yakin dan saya tahu, ini memang bukan hanya tugas KPI dan lain sebagainya karena banyak media-media digital kita ini, mohon maaf menurut saya itu sudah kebablasan dan kita tidak bisa mengaturnya," tutupnya.
KEYWORD :
Warta DPR Komisi I PDIP Sarifah Ainun Jariyah KPI program tv