Selasa, 19/11/2024 17:43 WIB

Indonesia Emas 2045, HNW Dorong Generasi Muda Teladani Peran Pemuda Meraih Kemerdekaan

Indonesia Emas 2045, HNW Dorong Generasi Muda Teladani Peran Pemuda Meraih Kemerdekaan

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid. (Foto: Humas MPR)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengingatkan generasi muda Indonesia bahwa bangsa ini memiliki cita-cita besar Indonesia Emas di tahun 2045, yakni menjadikan Indonesia benar-benar menjadi negara merdeka yang berdaulat, maju, adil, dan makmur.

Diungkapkan HNW,  yang akan bertemu dengan Indonesia emas pada tahun 1945 adalah yang sekarang menjadi generasi muda, generasi milenial dan gen Z. Maka, mereka juga yang penting mempersiapkan diri mewujudkan cita-cita luhur dan visi besar tersebut. Maka dari itu, HNW mengajak para pemuda meneladani dan mempelajari peran dan kiprah para generasi pemuda di era perjuangan yang sejak tahun 1920-an mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Hal tersebut disampaikan Pimpinan MPR dari PKS ini, di hadapan generasi muda peserta Focus Group Discussion (FGD) bertema `Tanggung Jawab Kaum Muda Wujudkan Cita-Cita Nasional & Visi Indonesia Emas 2045`, di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (18/11/2024).

Lebih jauh, HNW mengatakan, proses 100 tahun wajar diingatkan dan ditempuh sejak Indonesia merdeka pada 1945, untuk menggapai cita-cita besar Indonesia Emas tahun 2045.  Proses panjang seperti ini, ternyata itulah yang juga dijalani para tokoh pendiri bangsa untuk menggapai kemerdekaan Indonesia.

"Aktor-aktor yang mempersiapkan Indonesia merdeka seperti Bung Hatta, Moh.Yamin,  Kahar Muzakkir, Bung Karno ternyata sudah berkiprah mempersiapkannya sejak tahun 1920-an. Kata kata Indonesia pertama kali diucapkan komunitas  bangsa Indonesia adalah pada tahun 1924, ketika Bung Hatta dan teman-temannya saat mahasiswa  di Belanda, membuat perhimpunan Indonesia dan media yang mereka sebarkan untuk menuntut Indonesia merdeka yakni Suara Indonesia, dari Mesir pemuda Kahar Muzakkir membuat PerMindo (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia dan Melayu), tahun 1926 Bung Karno membuat PNI, 1928 para Pemuda dan Wanita membuat Konggres Pemuda dan Wanita Indonesia,” terangnya.

Intinya, lanjut HNW, melihat dari sejarah tersebut jika bangsa ini bicara tentang perlunya bangkitnya semangat dan peran pemuda untuk merealisasikan cita-cita Indonesia Emas 2045, sangat tepat jika saat-saat ini di tahun 2020-an segera kembali dilakukan.

"Sering saya sampaikan pendekatan sejarah dalam Islam terkait semangat pembaharuan. Rasulullah pernah menyampaikan tentang tajdid yakni, gerakan pembaharuan atau hadirnya semangat reformasi. Ternyata, dalam kacamata hadis, itu berlaku dalam seratus tahunan.  Pada perseratus tahunan Allah akan membangkitkan dari umat ini yang kemudian bisa melakukan Tajdid Reformasi.  Hal ini menyegarkan ingatan kita tentang upaya mewujudkan cita-cita kolektif  kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, yang ternyata aktor aktor utamanya sudah berkiprah sejak tahun 1920-an," jelasnya.

Ditegaskan HNW,  satu hal lagi yang mesti dipahami generasi muda saat ini tentang para tokoh pendiri bangsa adalah, para tokoh ini saat memulai kiprahnya, adalah anak-anak muda yang pintar dan terpelajar.  Mereka juga sangat aktif dalam organisasi, baik ormas maupun orpol. Mereka datang dari latar belakang suku, agama dan keahlian yang berbeda-beda, tapi mereka memberikan  sebuah kenegarawanan dan mempraktekkan keteladanan berBhinneka Tunggal Ika.

"Ini penting untuk kita jadikan pelajaran sejarah, karena ke depan kalau kita bicara Indonesia Emas 2045, berarti sisi-sisi unggulan mereka seperti intelektualisme dan aktivisme dan kerja kolektif mesti disiapkan. Apalagi, sekarang tantangannya semakin membanyak dan luarbiasa," tandasnya.

Untuk menunjukkan sisi intelektualitas dan tanggungjawab masa depan generasi emas 2045, lanjut HNW, mulailah dari sekarang. Contoh, sebentar lagi bangsa Indonesia akan menggelar Pilkada serentak. Generasi muda mesti berpartisipasi aktif. Hindari ikut asal-asalan, pemikiran untuk golput hanya karena beda pilihan atau baperan.

"Ini penting. Pilkada memakan biaya negara yang tidak sedikit.  Sangat mubazir jika banyak anak muda yang merupakan mayoritas pemilih dan yang akan menikmati 2045, malah golput atau tidak peduli. Jika pilkada asal-asalan, bagaimana membayangkan tentang kepemimpinan nasional 2045 atau kondisi 2045 yang sesuai cita-cita Indonesia Emas, karena bila para pemimpinnya hasil dari baperannya rakyat yang sebagian besar anak muda, maka itu akan menghasilkan kepemimpinan dan kebijakan yang tidak berkualitas. Hal ini semakin tidak sesuai dengan prinsip dan cita-cita besar Indonesia Emas 2045," paparnya.

HNW berharap, penyelenggaraan FGD ini mencerahkan dan menggugah semangat serta bisa menghadirkan peran aktif positidf generasi milenial/z dan para pemuda yang segera bangkit meneladani para pemuda pahlawan bangsa untuk membawa perbaikan bagi terwujudnya visi Indonesia Emas 2045 ," tutupnya.

KEYWORD :

Kinerja MPR Hidayat Nur Wahid Indonesia Emas Pemuda Kemerdekaan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :