Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Naswardi saat diwawancarai usai nonton bareng film Bila Esok Ibu Tiada (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Lembaga Sensor Film (LSF) menyatakan, baru sekitar 46 persen masyarakat Indonesia yang sadar pentingnya klasifikasi usia tontonan. Hal ini menunjukkan masih banyak masyarakat yang menonton film tidak sesuai dengan kategori usia.
Untuk itu, LSF menggencarkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri dengan mengadakan nonton bareng (Nobar) film `Bila Esok Ibu Tiada` yang berlangsung di Bioskop CGV Grand Indonesia, Selasa (19/11) bersama para guru dan pelajar di Jakarta.
"Program ini biasanya kita datang ke kampus, datang ke sekolah, datang ke komunitas. Nah, tahun depan kita ingin bergeser. Tempatnya itu adalah di bioskop, dengan kerjasama dengan rumah produksi, dengan bioskop," kata Ketua LSF Naswardi.
Selain itu, bioskop dipilih sebagai lokasi untuk mengkampanyekan budaya sensor mandiri juga bertujuan untuk mempromosikan film nasional yang menjadi karya para sineas Indonesia.
Naswardi juga menambahkan, salah satu implementasi dari upaya menerapkan klasifikasi film yang sesuai dengan kategori usia, LSF telah bekerja sama dengan dengan gabungan pengusaha bioskop.
"Jadi, kalau di belakang tiketing itu, ada warna klasifikasi usia, pada saat film diputar ada iklan layanan masyarakat, ada jingle, ada maskot, kemudian juga ada informasi klasifikasi usia di poster dan lain-lain. Itu adalah bagian dari upaya meningkatkan literasi penonton," kata ujar Naswardi.
Kemudian untuk terus menggencarkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri LSF bakal mengadakan kampanye di seluruh Indonesia dalam rangka memasyarakatkan kualitas liteasi dan klasifikasi usia tontonan.
LSF Loloskan 41 Ribu Judul Film sepanjang 2023
"Kalau tahun depan mungkin ada 125 kota seluruh Indonesia. Jadi, upaya kita meningkatkan jumlah penonton dan juga meningkatkan literasi tontonan," ujar Ketua LSF.
Lebih lanjut, Ketua LSF mengatakan, film `Bila Esok Ibu Tiada` ini dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu tersebut merupakan film nasional yang baru tayang, sehingga jumlah penontonnya masih tumbuh dan dapat dipromosikan.
"Jadi kita memilih yang pertama kriteriannya adalah film nasional, kemudian yang kedua adalah yang tayang pada minggu itu," ujar dia.
KEYWORD :Lembaga Sensor Film Budaya Sensor Mandiri Nobar Film