Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberi keterangan pers usai membuka Workshop Manajemen Brigade Pangan di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (Foto: Agus Mughni/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Program Brigade Swasembada Pangan hadir sebagai terobosan untuk mentransformasi sektor pertanian Indonesia menuju swasembada pangan pada 2028, yang fokus pada pemberdayaan generasi milenial, dan penggunaan teknologi modern.
Demikian disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman usai membuka Workshop Manajemen Brigade Pangan di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (20/11).
"Brigade Swasempada Pangan, pasukan terdepannya ada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Brigade Pangan, hingga pegawai Kementerian Pertanian, yang berkolaborasi dalam mendampingi generasi muda di lapangan," kata Mentan.
Mentan menjelaskan bahwa Brigade Pangan ini akan berfokus pada dua hal utama: optimasi lahan (oplah) dan cetak sawah. Selain untuk meningkatkan hasil pertanian, program ini fokus pada pemberdayaan generasi muda untuk memodernisasi sektor pertanian.
"Jadi kita transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Klaster yang kita bangun sejajar dengan negara maju yang kita bangun. Anggarannya sudah siap, peralatannya sudah siap, milenialnya sudah siap," kata dia.
Mentan melanjutkan, nantinya setiap Brigade terdiri dari 15 orang yang akan mengelola sekitar 200 hektare lahan. Dalam implementasinya, pemerintah memberikan hibah alat mesin pertanian yang mencakup semua tahapan produksi, mulai dari penanaman hingga panen.
"Alat mesin pertanian kita berikan semua dari hulu hilir. Mulai dari tanam, bibit, apa segala macam diberikan. Itu hibah. Kemudian bagi hasil dengan petani 70-30. Jadi nilai alat mesin ini kurang lebih Rp3 miliar," ujar Mentan Amran.
Mentan menilai bahwa potensi pendapatan peserta sangat menjanjikan. Dalam lima tahun, mereka bisa menghasilkan minimal Rp 10 juta per bulan, yang bahkan bisa meningkat hingga Rp 20 juta, bergantung pada tingkat usaha dan kerajinan mereka.
Brigade Swasempada Pangan ini ditarget mengelola lahan seluas 1,3 juta hektare di 12 provinsi dan 85 kabupaten di seluruh Indonesia. Di antaranya ialah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Papua.
Mentan Amran mengungkapkan bahwa peserta tidak hanya akan menjadi pekerja, tetapi mereka diharapkan bisa menjadi pengusaha pertanian yang mandiri. Mereka diharapkan mampu mengelola usaha pertanian dengan skala yang lebih besar dan berkelanjutan.
Disebutkan, program ini membuka kesempatan bagi berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, SMP, SMA, hingga SMK untuk bergabung dan berpartisipasi aktif. Bahkan, petani berusia 60-70 tahun yang memiliki semangat belajar dan berinovasi pun dapat ikut terlibat.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menambahkan bahwa Brigade Pangan ini ditargetkan sebanyak 1.755 brigade.
"Brigadenya yang kita harapkan sekitar 1.755. Dan kalau itu dikonversi dengan jumlah orang kali 15 tadi, jumlahnya adalah 26.325. Namun saat ini yang sudah terbentuk 23.000," kata Santi.
Adapun para peserta yang hadir dalam Workshop Manajemen Berigade Pangan kali ini ialah 400 orang pendamping. Nantinya, para peserta workshop tersebut akan mendampingi dan mengawal sebanyak 5 brigade.
"Satu pendamping nanti diharapkan bisa mengawal 5 brigade. Kemudian nanti dari 10 pendamping itu, ada mentornya, guru dosen kita," kata Santi. Ia juga menegaskan bahwa proses pendaftaran Brigade Pangan ini hanya dilakukan melalui dinas pertanian.
KEYWORD :Menteri Pertanian Amran Sulaiman Brigade Pangan Transformasi Pertanian Swasembada Pangan