Founder dan CEO KLAR Smile, Ellen Pranata (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Bisnis startup saat ini kerap dilirik sebagai lini usaha yang menguntungkan dan menjanjikan cuan lebih cepat, seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi digital.
Sayangnya, di balik tingginya profit yang dijanjikan, ada jalan terjal menantang yang membuat banyak orang kerap gagal meniti bisnis startup. Walhasil alih-alih untung, malah berujung buntung.
Founder dan CEO KLAR Smile, Ellen Pranata, mengatakan bahwa satu hal yang harus diyakini saat mulai merintis startup ialah siap gagal. Pasalnya, diprediksi hanya empat dari 20 perusahaan startup yang mampu bertahan dalam beberapa tahun ke depan.
"Jadi, nomor satu siapkan pundi-pundi uang kamu. Pastikan kamu punya jaring pengaman yang kuat. Saat ini market berbeda dari tiga atau empat tahun lalu," kata Ellen dalam kegiatan CEO Speaks Nextgen Startup Day di Auditorium BINUS Senayan, Jakarta, pada Kamis (28/11) lalu.
Karena itu, lanjut Ellen, calon founder harus memiliki rencana bisnis yang solid. Termasuk dalam rencana tersebut ialah pendanaan dari luar (external funding). Seiring waktu berjalan, external funding kian ketat dan sulit didapat.
Perusahaan Besar Bisa Belajar dari Start-up
"Jadi kalau benar-benar mau jadi founder startup, pastikan kamu punya akses untuk profit. Karena apapun yang terjadi ketika kita tidak bisa mendapatkan pendanaan dari luar, kita harus punya konsep bisnis yang matang, yang benar-benar bisa untung," dia menambahkan.
Kegiatan CEO Speaks Nextgen Startup Day bertajuk `Building Resilience: How NextGen Founders Can Thrive in a Rapidly Changing Market Economy` digelar oleh Binus Business School.
Ajang ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa, alumni, rekanan industri dan masyarakat umum untuk mempelajari cara meningkatkan ketahanan bisnis agar lebih kokoh dan fleksibel.
Executive Dean BINUS Business School Prof. Dezie L Warganegara PhD mengatakan, Binus CEO Speak diadakan dua hingga tiga bulan sekali, agar banyak yang bisa memetik pelajaran dari pengalaman para CEO ternama.
"Kita belajar bukan hanya dari kelas saja tapi bisa belajar jadi dari pengalaman teman-teman yang sudah sukses," kata Dezie.
Binus Bussiness School, lanjut Dezie, selalu ingin meningkatkan kualitas pendidikannya. Karena bisnis merupakan ilmu terapan, maka salah satu laboratoriumnya adalah mempelajari apa yang dilakukan oleh para CEO yang sudah sukses.
Dalam kesempatan tersebut Dezie menjelaskan bahwa berdasarkan QS Universities Ranking peringkat S2 Binus mengalami kenaikan. "Dari yang tahun lalu (S2 Binus) peringkat 36 di Asia, sekarang menjadi peringkat 30 di Asia. Sedangkan di Indonesia, S2 Binus peringkatnya adalag nomor 1," ujar Dezie.
Tiga pembicara dalam CEO Speak kali ini ialah Raditya Pramana (Managing Partner at Venturra), Melisa Irene (Partner at East Ventures), dan Ellen Pranata (CEO at KLAR Smile).
KEYWORD :Bisnis Startup Binus Business School Ellen Pranata CEO Speaks