Selasa, 03/12/2024 02:59 WIB

Mengenal Ketahanan Pangan Suku Baduy, Tradisi Jaga Alam dan Kehidupan

Mengenal Ketahanan Pangan Suku Baduy, Tradisi Jaga Alam dan Kehidupan

Ilustrasi Ketahanan Pangan Suku Baduy, Tradisi Jaga Alam dan Kehidupan (Foto: RRI)

Jakarta, Jurnas.com - Suku Baduy, yang mendiami Desa Kanekes di Kabupaten Lebak, Banten, memiliki cara hidup yang sangat berbeda dari kebanyakan masyarakat modern. Terkenal dengan ketahanan pangan yang telah teruji ratusan tahun, mereka mengelola sumber daya alam dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam kehidupan yang serba cepat ini, Suku Baduy tetap setia pada tradisi mereka yang menjaga keseimbangan alam.

Padi Huma dan Leuit: Warisan Alam yang Terjaga

Keunikan pola pertanian mereka terletak pada penggunaan lahan yang disebut huma, yaitu tanah ladang yang ditanami padi dan palawija, lalu dibiarkan tidak digarap setelah panen. Tanah ini secara alami akan kembali menjadi semak belukar, menumbuhkan kembali kesuburannya. Huma menjadi simbol kearifan lokal, cara mereka bertani yang tidak hanya menghasilkan pangan, tapi juga menjaga kelestarian tanah.

Padi yang ditanam di huma ini disebut padi huma, yang berbeda dengan padi yang biasa ditanam di sawah. Hasilnya disimpan dalam lumbung padi tradisional yang disebut Leuit, yang bisa menyimpan padi hingga bertahun-tahun. Dengan cara ini, mereka tak hanya memperoleh pangan yang cukup, tetapi juga memelihara ketahanan pangan jangka panjang.

Menjaga Alam dengan Kearifan Tradisional

Keistimewaan lain dari masyarakat Baduy adalah cara mereka menjaga kelestarian alam. Mereka tidak menggunakan alat berat seperti cangkul atau traktor dalam bertani. Justru, mereka lebih memilih cara manual yang lebih ramah lingkungan. Benih yang digunakan pun adalah benih lokal yang tahan terhadap kekeringan dan cocok dengan kondisi alam sekitar.

Masyarakat Baduy sangat menghormati aturan adat yang telah turun-temurun berlaku. Mereka tahu kapan harus menanam, kapan harus memberi waktu pada tanah untuk istirahat, dan kapan harus menghindari eksploitasi berlebihan. Dalam dunia yang sering terobsesi dengan kemajuan teknologi, mereka justru menunjukkan bahwa cara lama yang bijak bisa memberi keberlanjutan bagi ketahanan pangan.

Tantangan dan Pelajaran yang Dapat Diambil

Namun, seiring berjalannya waktu, Suku Baduy tak lepas dari tantangan. Perubahan iklim, ekspansi wilayah, dan tekanan dari dunia luar menjadi tantangan yang harus mereka hadapi. Meski begitu, mereka tetap teguh mempertahankan prinsip dan nilai-nilai yang mereka yakini.

Suku Baduy mengajarkan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan makan, tetapi juga soal menjaga alam dan menghargai sumber daya yang ada dengan bijak. Dengan cara mereka yang sederhana namun efektif, mereka sudah membuktikan bahwa ketahanan pangan berkelanjutan itu mungkin, tanpa harus bergantung pada teknologi canggih.

Kearifan Suku Baduy: Menginspirasi Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Ketahanan pangan Suku Baduy bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga sebuah pelajaran penting di era modern. Mereka mengingatkan bahwa untuk dapat bertahan lama, manusia perlu hidup selaras dengan alam, menjaga tanah, dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak. Keberlanjutan yang mereka terapkan dalam bertani adalah contoh nyata bahwa ketahanan pangan dapat tercapai dengan cara yang sederhana namun efektif.

Dengan tetap menjaga tradisi dan kearifan lokal, Suku Baduy bukan hanya berhasil menjaga ketahanan pangan mereka, tetapi juga menginspirasi untuk lebih menghargai alam dan memahami pentingnya pertanian berkelanjutan untuk masa depan.

KEYWORD :

Ketahanan Pangan Suku Baduy Leuit Kearifan Lokal Keseimbangan Alam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :