Rabu, 04/12/2024 14:55 WIB

Legislator Kritisi Kinerja PLN, Singgung Proyek Lamban hingga Kualitas Layanan

Legislator Kritisi Kinerja PLN, Singgung Poyek Lamban hingga Kualitas Layanan

Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim memberikan beberapa catatan terhadap kinerja PLN dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Direksi PLN di Gedung DPR pada Selasa (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim, memberikan beberapa catatan terhadap kinerja PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Direksi PLN di Gedung DPR pada Selasa (3/12).

Dalam kesempatan itu, Gus Rivqy, sapaan akrabnya, menilai presentasi yang disampaikan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, terkesan hanya menampilkan data-data yang "cantik" tanpa menyentuh masalah besar yang ada.

"Memang presentasinya sangat menarik, tapi yang disampaikan hanya pendapatan penjualan yang ‘cantik-cantik’ saja, sementara laba bersih PLN pada kuartal III 2024 mengalami penurunan 3,3 persen dan beban usaha juga naik 14,69 persen," kata Gus Rivqy.

Gus Rivqy juga menyoroti lambannya penyelesaian beberapa proyek infrastruktur listrik, seperti transmisi 500 KV di Sumatera yang sudah tertunda lama. "Pembangunan transmisi 500 KV ini sudah sangat berlarut-larut," ujarnya.

Tak hanya soal infrastruktur, kualitas layanan PLN juga jadi perhatian. Di beberapa daerah, seperti Aceh Selatan, pemadaman listrik sering terjadi meski ada sumber energi dan pembangkit di sekitar sana.

"Padahal di sana kan sudah ada sumber gas dan pembangkitnya juga banyak. PLN ada di Arun, Belawan, Paya Pasir dan di Lhokseumawe, itu gimana supply di Aceh, kok sering mati nyala begitu?" tanya Gus Rivqy.

Selain itu, Gus Rivqy mempertanyakan penggunaan teknologi combined cycle yang digembar-gemborkan ramah lingkungan. Meskipun PLN menyebutnya sebagai langkah go green.

Ia khawatir combain cycle ini hanya tameng agar disebut go green, padahal Marine Fuel Oil (MFO) atau bahan bakar dari residu penyulingan minyak bumi yang digunakan lebih banyak.

"Jadi combain cycle yang menggunakan bahan bakar gas itu berapa persen PLN memanfaatkan bahan bakar gas? Kemudian berapa persen PLN memanfaatkan MFO? Jangan-jangan penggunaan gas ini hanya sebagai tameng aja biar gaya go green, tapi yang lebih banyak dipakai MFO nya,” ujar Gus Rivqy.

Gus Rivqy menekankan bahwa PLN harus lebih transparan dan akuntabel, tidak hanya fokus pada angka di laporan keuangan, tapi juga pada kualitas layanan yang dirasakan masyarakat.

Dengan berbagai catatan ini, Gus Rivqy berharap PLN dapat memperbaiki diri agar bisa memberikan listrik yang andal dan merata untuk seluruh rakyat Indonesia.

KEYWORD :

Komisi VI DPR RI Rivqy Abdul Halim Kinerja PLN Gus Rivqy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :