Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana. (Foto: Dok. Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Utusan Khusus Presiden Miftah Maulana harus dievaluasi setelah adanya ucapan kepada seorang penjual es teh ketika mengisi ceramah di Magelang, Jawa Tengah.
Hal itu sebagaimana diutarakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12).
Dia pun menyayangkan adanya ucapan-ucapan dari Miftah yang dinilai kurang baik tersebut. Apalagi, kata dia, ucapan seperti itu justru dilontarkan oleh seorang pemimpin.
"Kita menyayangkan kalau ada mungkin pernyataan-pernyataan yang tidak baik," kata Budisatrio.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini menegaskan, pihaknya juga menerima masukan dan kritik dari masyarakat terkait adanya permintaan pencopotan Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden RI Prabowo Subianto.
"Kita serahkan keputusan-keputusan kalau ada," demikian kata Budisatrio Djiwandono.
Sebelumnya, viral di media sosial soal ucapan Miftah Maulana saat mengisi suatu pengajian di Magelang, Jawa Tengah. Ucapan tersebut dinilai sebagian besar masyarakat telah melecehkan seorang warga penjual es teh.
Bahkan, di media sosial X dan Instagram, masyarakat mengecam ucapan Miftah karena dinilai tidak mencerminkan seorang penceramah/dai yang semestinya memberikan kesejukan.
Miftah Maulana ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di Kabinet Merah Putih.
KEYWORD :
Warta DPR Gerindra Budisatrio Djiwandono Miftah Maulana pedagang es teh