Rabu, 05/02/2025 19:57 WIB

Gus Miftah Mundur, Pengamat: Sudah Ada Budaya Mundur dan Malu

Ada kesalahan cara berkomunikasi Gus Miftah.

Pengamat komunikasi politik Frans Immanuel Saragih. Foto: dok. jurnas

JAKARTA, Jurnas.com - Beberapa hari terakhir ini, publik Indonesia dihebohkan dengan ujaran Ustadz Miftah Maulana alias Gus Miftah kepada Sunhaji, pedagang Es Teh, dalam suatu acara.

Ujaran tersebut dianggap sebagai penghinaan terhadap masyarakat ekonomi kecil, timbul kontra dimana mana, hingga menyita perhatian internasional juga.

Pengamat Komunikasi Politik Frans Immanuel Saragih, Sabtu (7/12/2024), menyatakan, "sebagai pribadi saya sangat menyangkan ujaran tersebut, apalagi Gus Miftah adalah tokoh publik dan juga pejabat negara, rasanya sangat tidak pantas."

Frans mengatakan, ada kesalahan cara berkomunikasi Gus Miftah. "Bila saya perhatikan secara utuh, ujaran tersebut sebenarnya ingin menimbulkan suasana hangat, tetapi kalimat yang diutarakan justru menjadi bumerang bagi dirinya sebagai pejabat negara," katanya.

"Yang kita sesalkan juga adalah orang orang yang ada di sebelah Gus Miftah juga tertawa terbahak bahak, ini sangat tidak etis , dan sangat salah dalam komunikasi publik sebagai pejabat negara," imbuh Frans.

Menurutnya, Presiden Prabowo selalu menampilkan kedekatan dengan berbagai unsur masyarakat. Ia ingin menjadi bapak bagi anak anak Indonesia. 

Meskipun demikian, kata Frans, langkah Gus Miftah menyampaikan ucapan maaf secara terbuka dan mundur sebagai pejabat negara harus diapresiasi.

"Saya melihat ada sebuah terobosan juga yang tidak pernah dilakukan sebelumnya oleh pejabat negara, yaitu timbulnya budaya mundur dan malu disertai pernyataan maaf," katanya.

"Mudah-mudahan langkah ini menular kepada pejabat negara yang memiliki kesalahan terhadap masyarakat ataupun negara untuk meminta maaf dan mundur dari jabatannya," ungkap Frans.

Sikap Gus Miftah juga diharapkan Frans menjadi pelajaran berharga, agar para pejabat negara mulai menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi kepada masyarakat itu berbeda dibandingkan sebelum mereka menjabat. "Karena tokoh publik dan pejabat negara harus bisa menjadi pedoman bagi masyarakat luas," pungkas Frans.

KEYWORD :

Gus Miftah Sunhaji Es teh




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :