Minggu, 20/04/2025 19:37 WIB

Konsisten Terapkan ESG Bekal Ceria Group Jadi Pemain Global Nikel

Ceria Group menetapkan road map untuk menjadi pemain global industri nikel dan penghasil material baterai EV, berkat konsisten menjalankan prinsip ESG

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto bersama CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group), menetapkan road map untuk menjadi pemain global industri nikel dan penghasil material baterai EV, berkat konsisten menjalankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh rantai industri.

Saat ini Ceria Group sedang dalam tahap akhir commissioning Smelter Merah Putih Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) & persiapan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL) di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

"Untuk memenuhi standar pasar internasional, Ceria Group siap menghasilkan green nickel product yang disokong dengan energi bersih," kata CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata dalam ajang Indonesia Mining Summit (IMS) 2024 di Jakarta baru-baru ini.

Derian mengatakan, Ceria Group telah mendapatkan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN, di mana pasokan listrik yang digunakan smelter Ceria Group 100 persen menggunakan energi bersih dan terbarukan.

"Saat ini aliran listrik bersih PLN yang bersumber dari PLTA sudah energize. Selain itu, Kapal Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara II sudah berada di Pelabuhan Ceria Group dan sudah siap memasok listrik ke Smelter `Merah Putih` yang akan segera beroperasi. BMPP Nusantara II-60MW ini menggunakan 100% bahan bakar gas dengan kapasitas 60 MW," ujar dia.

Menurut Derian, Smelter Merah Putih Ceria Group akan menjadi smelter pertama di Indonesia yang terintegrasi. Pasokan bijih nikel dan kegiatan pengolahan pemurnian selanjutnya akan terjadi di dalam Kawasan IUP PT Ceria Nugraha Indotama.

Adapun smelter ini dirancang dengan standar keberlanjutan yang tinggi, sehingga dipastikan bahwa setiap tahap proses produksi memperhatikan kaidah ESG. Dengan teknologi modern yang digunakan, smelter ini mampu meminimalkan emisi dan limbah, serta mengelola sumber daya alam dengan efisien.

"Ini sejalan dengan visi Ceria Group untuk menjadi pelopor dalam industri nikel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia," Derian menambahkan.

Menurut dia dengan adanya Smelter Merah Putih, Ceria tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, tetapi juga memastikan bahwa seluruh manfaat dari pengembangan sumber daya nikel dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia.

"Kami bangga menjadi bagian dari upaya nasional untuk meningkatkan nilai tambah dan mengembangkan industri dalam negeri yang mandiri dan berdaya saing tinggi di pasar global," ujar Derian.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, dalam kesempatan yang sama mengapresiasi investasi Ceria Group dalam mendukung hilirisasi nikel yang dicanangkan oleh pemerintah.

"Ceria sedang membangun smelter RKEF yang nantinya akan menghasilkan green nickel product, dan HPAL kedepannya. Tentu ini membanggakan," kata Menko Airlangga.

Menko Airlangga mengatakan, pemerintah akan berusaha untuk membantu industrialisasi mineral dan batubara melalui sejumlah insentif. Saat ini sudah terdapat 87 smelter yang beroperasi dari total 172 smelter yang dibangun.

"Investasi menjadi kunci penting pertumbuhan ekonomi. Tahun 2024 ditargetkan investasi sebesar Rp1.900 triliun dan tahun 2025 meningkat menjadi Rp2.100 triliun," ujar Menko Airlangga.

"Salah satu yang terus dikembangkan yakni hilirisasi dan pendalaman struktur supply chain. Terkait critical minerals, perlu untuk menjaga kerja sama dengan negara lain dalam rangka meningkatkan investasi dan menghasilkan devisa," dia menambahkan.

Sementara itu, Corporate Secretary Ceria Group, Imelda Kiagoes, menegaskan komitmen Ceria dalam mendukung program hilirisasi komoditas yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto.

"Ceria Group berfokus pada pengembangan hilirisasi melalui downstream processing. Dengan pertumbuhan organik yang kami rencanakan selama lima tahun ke depan. Arah kami menuju produksi pCAM atau precursor battery sebagai material utama kendaraan listrik (EV)," kata Imelda.

"Hal ini sejalan dengan program pemerintah, sehingga kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah untuk merealisasikan visi ini. Keberlanjutan pertambangan juga menjadi fokus Ceria Group untuk memastikan sumber daya dan cadangan nikel terus berlanjut lebih dari 20 tahun kedepan," ujar dia.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan penghargaan pratama kepada Ceria Group, sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas dedikasi Good Mining Practice PT Ceria dalam pengelolaan lingkungan pertambangan mineral dan batubara untuk kelompok pemegang izin usaha pertambangan (IUP), dalam rangka penanaman modal dalam negeri komoditas mineral logam.

Penghargaan tersebut diberikan pada acara Good Mining Practice (GMP) Award 2024 pada 25 September 2024 lalu. GMP Award adalah ajang tahunan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan tambang terbaik di Indonesia yang berhasil menerapkan praktik pertambangan berkelanjutan.

KEYWORD :

Ceria Group Industri Nikel Prinsip ESG




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :