Kamis, 12/12/2024 03:26 WIB

Ini Langkah BMBPSDM Kemenag Kelola Konflik hingga Solutif

Kepala BMPSDM Kemenag Suyitno mengatakan peluncuran API-MB menjadi momen penting untuk menunjukkan milestone dalam konteks pengelolaan konflik menjadi solutif hingga Indonesia Emas 2045.

Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMPSDM) Kemenag Suyitno pada Rakor Sekber dan Launching Grand Design Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta, Rabu (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Sekretariat Bersama (Sekber) Moderasi Beragama merupakan amanah yang lahir dari Perpres Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama. Seluruh Kemenko menjadi koordinator dari Sekber tersebut.

Demikian ditegaskan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMPSDM) Suyitno pada Rakor Sekber dan Launching Grand Design Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta, Rabu (11/12).

“Sekber punya tugas yang tidak ringan karena mengordinasikan semua kegiatan yang berhubungan pelaporan Penguatan Moderasi Beragama di masing-masing lembaga,” ujar Suyitno.

Untuk mendukung hal tersebut, beberapa waktu lalu Kemenag me-launching API-MB (Aplikasi Pemantauan Implementasi Moderasi Beragama). "Melalui aplikasi ini, masing-masing K/L akan terlihat aktivitasnya dalam pelaporan MB,” katanya.

Lebih lanjut, Kepala BMPSDM mengatakan dalam kegiatan tersebut, menjadi momen penting untuk menunjukkan milestone dalam konteks pengelolaan konflik menjadi solutif hingga Indonesia Emas 2045.

“Berdasarkan data, terdapat masalah serius terkait Top 10 Global Risk. Dan yang paling banyak dikhawatirkan pubik adalah konflik sejata antara negara. Selain itu, yang dikhawatirkan adalah kejahatan kekerasan. Tentu saja kita berharap hal tersebut bisa dihindari,” ujar Suyitno.

Menurutnya, potensi konflik juga masih mengkhawatirkan berdasarkan data dari Setara Institute yang merilis bahwa masih sebanyak 83% pelajar Indonesia berpandangan Pancasila bisa diganti. Ini menjadi angka yang besar apalagi mayoritas berasal dari Gen Z.

“Jika dikontekstulisasi berdasarkan riset yang dilakukan Kemenag, Indeks Kerukunan Umat Manusia (IKUB) tidak selalu tinggi. Hal tersebut menunjukkan tidak mudahnya memanage persoalan kerukunan di Indonesia,” tuturnya.

“Dari berbagai problem tersebut, maka kita perlu mengambil langkah preventif dibanding kuratif. Berbagai upaya inovasi dilakukan untuk menanamkan Moderasi Beragama, seperti gelaran Festival Film Moderasi Beragama dan Festival Musik Moderasi Beragama,” sambung Suyitno.

Terakhir, ia mengungkapkan berbagai langkah inovatif yang konstruktif dan terukur telah dilakukan BMBPSDM untuk meningkatkan daya saing SDM Kemenag.

“Kemenag melalui Pusbangkom telah menggelar MOOC yang menjadi jembatan pengembangan kompetensi ASN dengan sifat e-learning full,” ujar Suyitno.

Kegiatan Rakor Sekber dan Launching Grand Design Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama dibuka oleh Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar dengan keynote speech dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Pratikno. Hadir pula peserta dari berbagai Kementerian/lembaga yang terlibat di Sekber.

KEYWORD :

BMPSDM Kemenag Suyitno Moderasi Beragama Kementerian Agama




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :