Pakar Terorisme Zaki Mubarok
Jakarta - Pakar Terorisme Zaki Mubarrok mengatakan bom bunuh diri kampung Melayu memperlihatkan sinyalemen pelaku terinspirasi pada pola teror ala Islamic State of Iraq-Syiria (ISIS). Menurut Zaki, hal itu dikuatkan dengan menjadikan polisi sebagai target korban teror.
"Saya menduga pelaku terinspirasi ideologi jihadis yang dianut ISIS. Dalam cara pandang mereka polisi dianggap sebagai thoghut yang harus diperangi karena menjadi penghalang tujuan jihad," ujar Zaki kepada Jurnas.com di Jakarta, Kamis (25/5/2017).
Zaki berkeyakinan aksi teror Kampung Melayu diskenario oleh sejumlah orang kendati pelaku bom bunuh diri dilakukan secara sendirian. Zaki menganggap terdapat kesamaan tindak tanduk antara aksi tersebut dengan kejahatan teror yang terjadi sehari sebelumnya, di Manchester Inggris.
"Aksi ini merupakan lone wolf terror yang dilakukan sejumlah individu. Persis seperti yang terjadi di Manchester (Inggris) sehari lalu. Polanya juga sama dengan aksi-aksi lone wolf terror di Prancis dan sejumlah negara eropa," ungkapnya.
Zaki mengungkapkan dalam 5 tahun terakhir, aksi-aksi teror memang menyasar polisi. "Ini bisa dilihat pada Kasus teror thamrin dimana terjadi penembakan terhadap polisi, bom bunuh diri di Polres Solo, penyerangan terhadap polisi di Tangerang sejak 2012-2016," paparnya.
Odong, Terduga Teroris Jamaah JAD Ditangkap
Zaki menekankan polisi lebih memperkuat lagi sistem antisipasi teror. Ia mempediksi aksi yang sama dapat terjadi untuk waktu kedepan selanjutnya.
"Jadi dalam menghadapi situasi semacam ini, polisi butuh sikap ekstra hati-hati karena lone wolf terror ini lebih sulit dideteksi. Polisi juga perlu melakukan counter ideology terhadap frame sebagai toghut yang berkembang dikalangan kelompok radikal," terangnya.
Pakar Terorisme Zaki Mubarok Kampung Melayu