Hari Juang Kartika - Monumen Palagan Ambarawa, Pertempuran Ambarawa (Foto: Militer)
Jakarta, Jurnas.com - Pertempuran Ambarawa, yang terjadi pada 12 hingga 15 Desember 1945 di Jawa Tengah, adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran ini tidak hanya menandai keberhasilan pasukan Indonesia dalam mengusir tentara Belanda dan Sekutu, tetapi juga menjadi simbol kuatnya kemanunggalan antara TNI Angkatan Darat dan rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Latar Belakang Pertempuran Ambarawa
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, pasukan Belanda dan Sekutu berusaha merebut kembali wilayah Indonesia yang telah jatuh ke tangan Jepang. Ambarawa, sebuah kota strategis di Jawa Tengah, menjadi salah satu target mereka untuk dijadikan basis kekuatan di wilayah ini.
Pada saat itu, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan cikal bakal TNI, dipimpin oleh Jenderal Soedirman, harus menghadapi pasukan Belanda dan Sekutu yang memiliki persenjataan modern dan superior. Meskipun kekuatan Indonesia tidak sebanding dengan Belanda dan Sekutu, semangat juang yang tinggi dan strategi cerdas Jenderal Soedirman berhasil membawa TKR untuk bertahan dan menyerang pasukan musuh.
Strategi Jenderal Soedirman dalam Pertempuran
Di bawah kepemimpinan Jenderal Soedirman, pertempuran ini diwarnai dengan strategi taktis yang cerdik. Salah satu strategi yang dikenal adalah "Supit Urang" serangan mendalam yang dilakukan oleh pasukan TKR untuk menggempur posisi musuh di sekitar Ambarawa. Dengan bantuan rakyat setempat, pasukan TKR berhasil mengepung dan memukul mundur pasukan Sekutu dari posisi mereka.
Peran Perguruan Tinggi Penting dalam Melahirkan Pemimpin yang Mampu Memimpin dengan Hati
Kemenangan TNI dan Peringatan Hari Juang Kartika
Pada 15 Desember 1945, setelah pertempuran sengit yang berlangsung selama beberapa hari, pasukan TKR akhirnya berhasil merebut Ambarawa dan mengusir pasukan Belanda dan Sekutu. Meski harus melakukan aksi bumi hangus yang merusak beberapa infrastruktur, kemenangan ini menjadi simbol penting dalam perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan dan keberhasilan pertempuran ini, monumen Palagan Ambarawa dibangun. Monumen ini menjadi tanda pengingat atas pengorbanan besar yang dilakukan oleh para pejuang Indonesia.
Setiap tahunnya, Hari Juang Kartika diperingati oleh TNI Angkatan Darat pada tanggal 15 Desember, sebagai pengingat kemenangan tersebut dan hari lahirnya infanteri Indonesia. Seiring berjalannya waktu, nama peringatan ini berubah menjadi Hari Juang Kartika berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 163 Tahun 1999, yang bertujuan untuk mengenang semangat juang, pengorbanan, dan persatuan antara TNI dan rakyat.
Makna dan Tujuan Peringatan Hari Juang Kartika
Peringatan Hari Juang Kartika tidak hanya menjadi momen untuk mengenang kemenangan di Ambarawa, tetapi juga sebagai simbol persatuan, semangat juang, dan keberanian dalam menghadapi segala tantangan. Peringatan ini bertujuan untuk mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, khususnya generasi muda, akan pentingnya persatuan nasional dan kebanggaan atas jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan negara.
KEYWORD :15 Desember Hari Juang Kartika Ambarawa Jenderal Soedirman