Ilustrasi Mengenal Apa Itu Hari Natal dalam Islam (Foto: Pexels/Sarah Mazin)
Jakarta, Jurnas.com - Natal, perayaan kelahiran Yesus Kristus (Nabi Isa dalam Islam), diperingati oleh umat Kristiani setiap tanggal 25 Desember. Dalam Islam, meskipun Natal bukan bagian dari tradisi ibadah, kelahiran Nabi Isa disebutkan dengan jelas dalam Al-Qur’an sebagai peristiwa yang penuh makna. Namun, apa sebenarnya pandangan Islam terhadap Natal, dan bagaimana Al-Qur’an menyebut peristiwa kelahiran Nabi Isa?
Kelahiran Nabi Isa dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an menggambarkan Nabi Isa sebagai salah satu nabi utama yang diutus Allah kepada Bani Israil. Kisah kelahiran Nabi Isa diceritakan dalam Surah Maryam, yang menyoroti peristiwa luar biasa kelahiran beliau tanpa ayah, sebagai tanda kekuasaan Allah.
Dalam Surah Maryam ayat 15 dan 33, Al-Qur’an menyebutkan istilah “yauma wulida” (hari kelahiran):
"Kedamaian atas dirinya pada hari ia dilahirkan, hari ia meninggal, dan hari ia dibangkitkan kembali."
Ayat ini sering dimaknai oleh para ulama sebagai penghormatan terhadap hari kelahiran Nabi Isa, yang digambarkan sebagai peristiwa penuh berkah dan kedamaian.
Natal dalam Islam: Antara Sejarah dan Tafsir
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa "yauma wulida" tidak hanya berlaku pada Nabi Isa, tetapi juga dapat dikaitkan dengan nabi lainnya, seperti Nabi Daud. Namun, yang menonjol adalah penghormatan Islam terhadap kelahiran nabi-nabi sebagai momen penting dalam sejarah penyebaran ajaran tauhid.
Dalam Islam, Nabi Isa dikenal sebagai sosok mulia yang membawa risalah kepada umatnya. Beliau disebut sebanyak 25 kali dalam Al-Qur’an, lebih banyak dibandingkan Nabi Muhammad SAW. Kisah kelahirannya melalui Maryam, seorang perempuan suci, menegaskan mukjizat dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Perspektif Islam terhadap Perayaan Natal
Meskipun Natal tidak dirayakan dalam tradisi Islam, ada nilai-nilai yang dapat dipetik dari peringatan tersebut:
- Penghormatan terhadap Nabi Isa
Islam mengajarkan untuk menghormati semua nabi dan rasul, termasuk Nabi Isa, sebagai bagian dari keimanan kepada Allah.
“Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara rasul-rasul-Nya” (QS. Al-Baqarah: 285).
-
Toleransi Antarumat Beragama
Islam menekankan pentingnya hidup rukun di tengah masyarakat yang beragam. Dalam konteks Natal, beberapa ulama membolehkan umat Muslim untuk mengucapkan selamat kepada umat Kristiani sebagai bentuk penghormatan sosial, selama tidak melibatkan pengakuan teologis yang bertentangan dengan akidah. -
Nilai Kedamaian
Kelahiran Nabi Isa dalam Islam juga dilihat sebagai simbol kedamaian. Hal ini sesuai dengan pesan universal Al-Qur’an untuk menciptakan harmoni di tengah perbedaan.
Makna Natal dalam Kehidupan Modern
Natal, bagi umat Kristiani, adalah perayaan kelahiran Sang Juru Selamat. Dalam Islam, kisah kelahiran Nabi Isa menjadi pengingat akan kebesaran Allah dan nilai-nilai universal seperti cinta kasih, pengorbanan, dan perdamaian.
Dengan memahami makna Natal dari perspektif Islam, kita diajak untuk merenungkan pentingnya menghormati keyakinan lain tanpa melupakan prinsip-prinsip akidah. Sebagai agama yang menjunjung tinggi rahmat bagi seluruh alam, Islam memberikan ruang untuk dialog dan kerukunan antarumat beragama.
KEYWORD :Hari Natal Nabi Isa Natal dalam Islam Peringatan Natal