
Presidium MLB NU (Foto: Ist)
Oleh: Muhammad Maftuch (Ketua Panitia Pra MLB NU)
Beberapa hari terakhir Drs H. Saefullah Yusuf, dikenal Gus Ipul, disela-sela kegiatan resmi sebagai Menteri Sosial RI memberikan tanggapan terhadap gerakan dan rencana MLB NU kepada awak media. Tetap dengan style sebagai Sekjend PBNU, dia selalu mengatakan jargon ‘Struktur NU Solid, Sangat Solid, dan Sedang Solid-Solidnya’.
Dia menyatakan dengan yakin bahwa tidak ada satupun PWNU dan PCNU seIndonesia yang menginginkan Muktamar Luar Biasa (MLB) NU.
“Tidak mungkin bisa melakukan MLB, karena MLB NU itu harus diselenggarakan oleh PBNU”, tambahnya menegaskan.
Rupanya Gus Ipul kurang update perkembangan PWNU-PCNU seIndonesia dan kurang mendalami situasi yang sebenarnya, baik struktur maupun kultur NU. Ini menjadi indikasi melemahnya kemampuan sekretariat PBNU dalam menyerap informasi yang menjadi tanggung jawab Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gus Ipul.
Atau, bisa juga dia sangat yakin dengan langkah PBNU –sebelumnya- yang meminta PWNU-PCNU seIndonesia ‘secara intimidatif’ untuk menandatangani pernyataan menolak gerakan MLB disertai dukungan penuh kepada PBNU untuk bermitra dengan pemerintah.
Sikap PBNU menggalang dukungan semacam ini adalah kekanak-kanakan, tidak percaya diri, dan tidak yakin kebesaran NU dihadapan pemerintah. Dan, jangan-jangan PBNU sendiri yang mengerdilkan kebesaran NU melalui manuver-manuver politiknya?
Ketika mendengar gerakan MLB didukung oleh Masyayikh kultural NU, Gus Ipul menantang Presidium dan penggerak MLB NU untuk mengungkapnya. “Ya boleh saja (dapat dukungan), kultural NU boleh, kalau ada, kita pengen tahu juga siapa, kan harus dimunculkan,” katanya di media.
Pernyataan semacam ini juga menunjukkan tidak paham etik. Tidak mungkin lah Presidium PO & MLB NU memunculkan nama-nama beliau diperhadapkan dengan ‘Penguasa’ di PBNU. Ini pula memvalidasi bahwa ‘Penguasa PBNU’ sangat minim silaturahmi dengan masyayikh NU yang bertugas menjalin ikatan Nahdliyyin dalam kesatuan berjam’iyyah secara sukarela dan ikhlas. Justru beliau-beliau para masyayikh ini yang mendengarkan batin dari perasaan dan suara lirih Nahdliyyin arus bawah.
Pastinya, PWNU-PCNU berhak untuk mengusulkan penyelenggaraan MLB NU dengan dasar adanya pelanggaran berat atau mosi tidak percaya terhadap Rais Aam dan Ketua Umum PBNU. Usulan itu bisa disalurkan melalui person di struktur PBNU atau dititipkan melalui Presidium PO dan MLB NU untuk ditindaklanjuti. Asalkan memenuhi syarat usulan 50 persen plus satu dari PWNU dan PCNU, maka PBNU secara kelembagaan tidak boleh mengabaikan penyelenggaraan MLB NU, walaupun Rais Aam dan Ketua Umum PBNU, menolaknya.
Sudah menjadi rahasia umum di arus bawah NU, bahwa gaya kepemimpinan Sekjen Gus Ipul suka menekan. Awal kepengurusan PBNU masa khidmat 2022-2027, banyak Nahdliyyin yang bertanya tentang posisi Gus Ipul sebagai Sekjen PBNU merangkap Walikota Pasuruan. Orientasi politik dan tujuan jabatan politik melekat di memori warga NU terhadap sosok Gus Ipul. Keinginan menjadi menteri adalah cita-cita yang akan diwujudkan melalui jabatan Sekjen PBNU, dan bila itu tercapai, dia pun akan mundur dari jabatan Sekjend PBNU. Cita-citanya telah terwujud, lalu kapan mundurnya?
Inkonsistensi terhadap ucap dan sikap, juga mafhum di kalangan Nahdliyyin. Secara etik, ucap, sikap dan perilaku yang demikian, tidak dikenal dan dijauhi oleh kalangan NU dan pesantren. Karenanya, banyak Nahdliyyin menilai posisi Drs H. Saefullah Yusuf dengan jabatannya, tipe dan style yang melekat pada dirinya, bisa menjadi beban bagi PBNU dan Kabinet Merah Putih. Maka, sebaiknya Gus Ipul mundur dari jabatan Sekjen PBNU demi etik, profesionalitas, loyalitas dan integritas atau wibawa, baik PBNU maupun Kabinet Merah Putih.
Bertahan dengan kondisi saat ini akan memvalidasi asumsi terbalik, yang menuduh para inisiator gerakan MLB bertujuan merebut atau mendapatkan jabatan, faktanya Gus Ipul sendiri yang tidak mau melepas jabatan sebagai Sekjen PBNU alias haus jabatan. Apalagi di tengah desakan MLB NU yang menguat, peran Sekjen PBNU yang tidak optimal justru membebani Rais Aam dan Ketua Umum PBNU untuk bisa meresponnya secara efektif dan bijaksana. Apa yang dilakukan oleh penggerak MLB NU yang semakin meluas? Tidak lain demi marwah Jam’iyyah dan memenuhi nasehat masyayikh agar NU dikembalikan lagi menjadi Nahdlatul Ulama, kebangkitan para ulama jisman wa ruhan dalam menjalankan dan melanjutkan tugas serta tanggung jawab mewarisi para Nabi.
KEYWORD :Presidium MLB NU Nahdlatul Ulama