Ilustrasi - Awas, Sering Nonton Konten Receh Bisa Picu Pembusukan Otak (Foto: Pexels/Anna Shvets)
Jakarta, Jurnas.com - Di era digital, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, tanpa disadari, kebiasaan mengonsumsi konten ringan dan tidak menantang alias receh secara berlebihan bisa menyebabkan brain rot, istilah yang menggambarkan penurunan kemampuan berpikir akibat paparan informasi receh secara terus-menerus. Apakah kondisi ini berbahaya? Berikut ulasannya.
Apa Itu Brain Rot?
Brain rot, yang secara harfiah berarti pembusukan otak, merujuk pada penurunan kemampuan berpikir yang terjadi akibat terlalu sering mengonsumsi konten ringan atau receh di internet, seperti video singkat tanpa substansi, meme, atau infromasi sensasional. Istilah ini menggambarkan bagaimana kebiasaan mengonsumsi informasi instan yang tidak menantang secara mental dapat menggerogoti kemampuan kognitif seseorang, menyebabkan otak kehilangan kemampuannya untuk berpikir kritis dan mendalam. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa memengaruhi kesehatan mental, meningkatkan kecemasan, dan bahkan menyebabkan depresi.
Dampak Brain Rot pada Kesehatan Mental
Fenomena ini bukan sekadar istilah populer di internet, tetapi bisa berdampak nyata terhadap kondisi mental seseorang. Beberapa efek negatif yang bisa muncul akibat brain rot antara lain:
-
Menurunnya Kemampuan Kognitif
Terlalu sering mengonsumsi konten receh membuat otak jarang digunakan untuk berpikir mendalam. Akibatnya, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan daya ingat melemah. -
Menurunnya Konsentrasi dan Fokus
Konten instan seperti video pendek di media sosial melatih otak untuk terbiasa dengan informasi cepat. Hal ini membuat seseorang kesulitan berkonsentrasi dalam waktu lama, bahkan saat membaca atau bekerja. -
Kecemasan dan Depresi
Studi menunjukkan bahwa konsumsi media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Ini disebabkan oleh ekspektasi yang tidak realistis dari dunia digital, serta kurangnya stimulasi mental yang sehat. -
Ketergantungan Digital
Brain rot sering kali membuat seseorang kecanduan konten receh, menciptakan siklus adiksi di mana otak terus mencari kepuasan instan dan menghindari aktivitas yang lebih menantang.
Bagaimana Mencegah Brain Rot?
Meski terdengar mengkhawatirkan, brain rot bisa dicegah dengan kebiasaan digital yang lebih sehat. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
Kurangi Konsumsi Konten Dangkal atau Receh
Mulailah mengurangi waktu menonton video pendek atau scrolling media sosial tanpa tujuan. Atur batas waktu penggunaan gadget agar tidak berlebihan.
Tingkatkan Konsumsi Konten Berkualitas
Alih-alih mengonsumsi konten instan, cobalah membaca buku, mendengarkan podcast edukatif, atau menonton dokumenter yang merangsang pemikiran.
Latih Otak dengan Tantangan Kognitif
Bermain teka-teki, belajar bahasa baru, atau berdiskusi tentang topik mendalam dapat membantu menjaga ketajaman berpikir.
Lakukan Digital Detox
Beristirahat sejenak dari media sosial dapat membantu otak kembali fokus dan mengurangi efek negatif dari brain rot.
Brain Rot Konten Receh Pembusukan Otak Penurunan Kognitif