Kamis, 09/01/2025 11:31 WIB

Kenapa Einstein Bilang Tuhan Tidak Main Dadu dengan Alam Semesta?

lbert Einstein, ilmuwan jenius yang dikenal dengan teori relativitasnya, pernah berkata,

Ilustrasi - Einstein Bilang Tuhan Tidak Main Dadu dengan Alam Semesta (Foto: Pexels/Lil artsy)

Jakarta, Jurnas.com - Albert Einstein dikenal dengan pemikirannya yang brilian, tetapi salah satu kutipan terkenalnya—"Tuhan tidak bermain dadu dengan alam semesta"—menjadi topik perbincangan yang tak pernah lekang oleh waktu. Ungkapan ini bukan sekadar metafora, melainkan pandangan mendalam Einstein tentang ketidakpastian dalam dunia fisika kuantum, yang berhadapan dengan cara pandangnya terhadap hukum alam yang pasti dan teratur.

Kalimat tersebut bukan hanya menjadi terkenal di kalangan para ilmuwan, tetapi juga membangkitkan banyak diskusi filosofi dan spiritualitas. Lalu, apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Einstein dengan ungkapan tersebut?

Latar Belakang Kutipan Einstein

Kutipan ini muncul pada tahun 1926, saat Einstein terlibat dalam perdebatan dengan fisikawan lain, khususnya Niels Bohr, mengenai teori mekanika kuantum yang baru berkembang. Mekanika kuantum memperkenalkan konsep ketidakpastian, di mana partikel tidak memiliki posisi dan kecepatan yang pasti sampai diukur. Bagi Einstein, ini bertentangan dengan pandangannya tentang dunia yang lebih teratur, di mana segala sesuatu mengikuti hukum alam yang pasti.

Einstein percaya bahwa alam semesta seharusnya memiliki keteraturan dan hukum-hukum yang dapat diprediksi. Baginya, ada dimensi rasional dan deterministik yang mengatur segala sesuatu, dari pergerakan planet hingga struktur atom. Ia menggambarkan pandangannya dengan analogi "Tuhan tidak bermain dadu," yang mengartikan bahwa alam semesta tidak diatur oleh kebetulan atau probabilitas acak.

Apa Makna di Balik "Tuhan Tidak Main Dadu"?

Secara sederhana, Einstein berpendapat bahwa realitas yang ada tidak mungkin dihasilkan dari suatu kebetulan atau ketidakpastian. Dalam pandangannya, Tuhan, yang mewakili kekuatan yang mengatur alam semesta, tidak akan menciptakan dunia yang penuh dengan ketidakpastian tanpa dasar yang jelas. Dengan kata lain, hukum-hukum fisika yang berlaku di alam semesta—seperti gravitasi atau hukum gerak Newton—seharusnya bisa dipahami dan dirumuskan secara sistematis, tanpa bergantung pada probabilitas acak.

Einstein dan Mekanika Kuantum: Perbedaan Pandangan

Salah satu kontroversi terbesar antara Einstein dan Bohr adalah mengenai interpretasi mekanika kuantum. Bohr, yang mendukung pandangan bahwa probabilitas dan ketidakpastian adalah bagian dari realitas alam semesta, berpendapat bahwa tidak semua fenomena bisa dijelaskan secara deterministik. Ia beranggapan bahwa perilaku partikel subatomik—seperti elektron—hanya bisa dipahami dalam istilah probabilitas.

Namun, Einstein menentang hal ini. Menurutnya, meskipun mekanika kuantum dapat membuat prediksi yang akurat, hal tersebut tidak berarti bahwa alam semesta itu acak. Einstein yakin bahwa ada teori yang lebih mendalam yang menjelaskan keteraturan di balik ketidakpastian yang tampak ini.

Entanglement: Konsep Kuantum yang Memperumit Pandangan Einstein

Salah satu fenomena yang menguji batas pandangan Einstein adalah entanglement kuantum (perikatan kuantum). Entanglement adalah fenomena di mana dua atau lebih partikel saling berhubungan secara misterius, meskipun jaraknya sangat jauh satu sama lain. Ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada satu partikel dapat langsung mempengaruhi partikel lainnya, meskipun keduanya terpisah oleh jarak yang sangat jauh—sehingga tampaknya melanggar prinsip relativitas yang menyatakan bahwa informasi tidak bisa bergerak lebih cepat dari cahaya.

Einstein menyebut entanglement sebagai "spooky action at a distance" (aksi seram dari jarak jauh), dan menganggapnya sebagai bukti bahwa mekanika kuantum tidak lengkap dan seharusnya ada penjelasan yang lebih rasional untuk fenomena ini. Ia merasa bahwa hubungan antar partikel ini tidak mungkin terjadi secara acak atau tanpa aturan yang jelas, dan ia berpendapat bahwa fenomena ini tidak sesuai dengan pandangannya yang deterministik tentang alam semesta.

Namun, eksperimen yang dilakukan setelah masa Einstein menunjukkan bahwa entanglement memang ada dan dapat diprediksi dengan akurat berdasarkan prinsip mekanika kuantum. Salah satu eksperimen paling terkenal yang mengonfirmasi fenomena ini adalah eksperimen Bell pada 1964, yang menunjukkan bahwa dua partikel yang terjerat dapat mempengaruhi satu sama lain dengan cara yang tidak dapat dijelaskan oleh teori klasik.

Signifikansi Filsafat di Balik Kutipan Ini

Kutipan "Tuhan tidak bermain dadu" tidak hanya mencerminkan pandangan ilmiah Einstein, tetapi juga filosofi kehidupan dan alam semesta yang ia anut. Einstein percaya bahwa segala sesuatu di alam semesta ini terhubung melalui hukum-hukum yang berlaku dengan cara yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Pandangannya menciptakan hubungan antara sains dan spiritualitas, di mana ia melihat dunia sebagai karya ciptaan yang tidak acak, melainkan terstruktur dan dapat dipahami melalui rasio dan logika.

Warisan Einstein dalam Pemikiran Modern

Meskipun Einstein tidak sepenuhnya menerima mekanika kuantum, pandangannya tetap mempengaruhi banyak bidang, baik dalam sains maupun dalam filsafat. Pemikirannya tentang keteraturan alam semesta terus memotivasi ilmuwan untuk mencari teori yang lebih lengkap, seperti teori gravitasi kuantum yang menggabungkan prinsip-prinsip relativitas dan mekanika kuantum.

KEYWORD :

Albert Einstein Tuhan Tidak Main Dadu Alam Semesta fisika kuantum dadu




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :