Anggota Komisi I DPR RI Idrus Salim Al-Jufri. (Foto: Dok. Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Indonesia harus tetap menjaga diplomasi bebas aktif walau kini telah bergabung dengan organisasi internasional BRICS, dengan tidak mengganggu hubungan dengan mitra-mitra strategis lainnya.
Hal itu sebagaimana diutarakan Anggota Komisi I DPR RI Idrus Salim Al-Jufri dalam keterangan resminya, Kamis (9/1).
Menurut dia, keputusan bergabungnya Indonesia dengan BRICS juga mengandung risiko. Posisi geopolitik BRICS, yang sering dilihat sebagai penyeimbang dominasi negara-negara barat, dapat mempengaruhi hubungan strategis Indonesia dengan negara-negara barat termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa.
"Keanggotaan penuh Indonesia di BRICS harus menjadi langkah strategis yang memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, tanpa mengorbankan prinsip bebas aktif yang menjadi dasar diplomasi kita," kata Idrus.
Namun dengan populasi gabungan mencapai 3,6 miliar jiwa, dia menilai bahwa BRICS merupakan blok dengan pengaruh ekonomi dan geopolitik yang signifikan, sekaligus menawarkan peluang besar bagi Indonesia.
Sehingga langkah yang cermat dan berbasis kepentingan nasional, sangat penting dalam mempertimbangkan keanggotaan tersebut.
Dia pun menilai bahwa dominasi China dan Rusia dalam aliansi BRICS tersebut menuntut agar Indonesia memiliki strategi kuat dan mempunyai pengaruh yang signifikan.
“Keanggotaan penuh Indonesia di BRICS bisa menjadi peluang besar untuk memperluas akses pasar, memperkuat transformasi teknologi, dan memainkan peran lebih besar dalam reformasi sistem global,” kata dia.
Dia mengatakan keanggotaan tersebut dapat membuka akses ke pasar besar untuk ekspor Indonesia sekaligus memberi peluang pendanaan alternatif melalui BRICS Development Bank, karena BRICS mewakili seperempat ekonomi dunia.
“Transfer teknologi dari negara-negara anggota seperti China dan India dapat mempercepat transformasi digital dan pengembangan energi terbarukan di Indonesia,” kata dia.
Di sisi lain, dia pun mengingatkan agar semua langkah yang diambil pemerintah terkait dengan BRICS harus berorientasi pada manfaat nyata bagi rakyat, seperti penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing industri dalam negeri.
"Pemerintah perlu memiliki rencana yang jelas untuk memaksimalkan keuntungan dari kerja sama BRICS, baik di bidang ekonomi, teknologi, maupun geopolitik," katanya.
KEYWORD :
Warta DPR Komisi I Idrus Salim Al-Jufri BRICS