Sabtu, 11/01/2025 20:41 WIB

Mengenal Angin Santa Ana, Pemicu Kebakaran Hebat di California

Mengenal Angin Santa Ana, Pemicu Kebakaran Hebat di California. Angin Santa Ana adalah fenomena atmosfer yang sering terjadi di California Selatan, terutama pada musim gugur hingga awal tahun.

Ilustrasi - Angin Santa Ana, Pemicu Kebakaran Hebat di California (Foto: CBC)

Jakarta, Jurnas.com - Angin Santa Ana adalah fenomena atmosfer yang sering terjadi di California Selatan, terutama pada musim gugur hingga awal tahun. Angin ini membawa udara kering dan panas dari Great Basin di pedalaman Amerika bagian barat menuju pesisir California, menciptakan kondisi yang sangat mendukung terjadinya kebakaran hutan.

Mengutip University of California, angin Santa Ana dengan kecepatan hingga 70 mph (112 km/jam) menyapu pegunungan di luar Los Angeles mulai 7 Januari 2025. Angin ini mempercepat penyebaran api ke beberapa lingkungan, menghanguskan lebih dari 1.000 rumah dan beberapa sekolah hingga 8 Januari.

Terbaru, mengutip CBS News Sabtu (11/1), kebakaran yang meluas di wilayah Los Angeles telah menghancurkan seluruh lingkungan dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi. Kantor koroner Los Angeles County melaporkan sedang menyelidiki 11 kematian yang terkait dengan kebakaran ini. Lebih dari 300.000 penduduk berada di bawah perintah evakuasi atau peringatan. Lebih dari 58 mil persegi telah terbakar, dan bahaya masih berlanjut karena angin yang menyulut api diperkirakan akan melemah pada Jumat, tetapi meningkat kembali pada Sabtu malam.

Bagaimana Angin Santa Ana Terbentuk?

Angin Santa Ana terbentuk ketika area bertekanan tinggi muncul di atas Great Basin, yang meliputi sebagian besar Nevada serta sebagian dari Oregon, Idaho, dan Utah. Udara kering ini kemudian bergerak ke arah barat daya menuju California, melewati pegunungan dan menuruni lereng dengan kecepatan tinggi.

Fenomena ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara Great Basin yang memiliki tekanan tinggi dan sistem tekanan rendah di lepas pantai California. Perbedaan tekanan yang ekstrem menyebabkan udara bergerak dengan kecepatan tinggi ke arah pantai. Saat melewati pegunungan seperti Pegunungan San Gabriel, udara mengalami pemanasan dan kehilangan kelembapan, sehingga menjadi lebih kering dan panas.

Dampak Angin Santa Ana terhadap Kebakaran Hutan

Kombinasi antara angin kencang, udara kering, dan kondisi vegetasi yang mudah terbakar menciptakan kondisi ideal bagi penyebaran kebakaran hutan di California Selatan. Tahun ini, keadaan semakin diperburuk oleh periode kekeringan ekstrem. Di pusat kota Los Angeles, curah hujan sejak Oktober 2024 hanya mencapai 0,4 cm, membuat lanskap semakin rentan terhadap api.

Kekeringan yang terjadi sejak Oktober 2024 turut memperburuk situasi ini, karena vegetasi yang sangat kering menjadi bahan bakar yang mudah terbakar bagi kobaran api.

Mengapa Angin Santa Ana Berbahaya?

Menurut Jon Keeley, ahli ekologi dari Survei Geologi AS dan profesor tambahan di UCLA, sebagaimana dikutip University of California, bahaya utama angin Santa Ana adalah kemampuannya mempercepat penyebaran api dalam kondisi kering. Beberapa faktor yang membuat angin ini sangat berbahaya antara lain:

  • Kecepatan tinggi: Angin Santa Ana biasanya bertiup dengan kecepatan 30-40 mph, tetapi dalam kondisi ekstrem dapat mencapai 60-70 mph.

  • Udara yang sangat kering: Kelembapan udara dapat turun di bawah 5%, yang berarti hampir tidak ada uap air untuk memperlambat penyebaran api.

  • Efek terowongan angin: Ngarai dan celah pegunungan dapat mempercepat aliran udara, menciptakan hembusan angin yang lebih kuat di area tertentu.

Jadi, Angin Santa Ana adalah bagian alami dari ekosistem California Selatan, tetapi perubahan iklim dan kekeringan yang semakin parah membuat dampaknya semakin destruktif. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena ini, diharapkan langkah-langkah pencegahan dapat lebih efektif dalam melindungi kehidupan dan properti dari bahaya kebakaran.

 

KEYWORD :

Angin Santa Ana Kebakaran Hutan California kebakaran Los Angeles




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :