Rabu, 15/01/2025 21:51 WIB

Menerima PC IMM Jakarta Pusat, HNW : Generasi Muda Harus Membekali Diri dengan Akhlak dan Agama

Menerima PC IMM Jakarta Pusat, HNW : Generasi Muda Harus Membekali Diri dengan Akhlak dan Agama

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid menerima kunjungan Delegasi Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jakarta Pusat periode 2024-2025. (Foto: Humas MPR)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR M. Hidayat Nur Wahid menerima kunjungan Delegasi Pimpinan Cabang  Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jakarta Pusat periode 2024-2025. Pertemuan berlangsung di Ruang Kerja Pimpinan MPR, Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (14/01/2025). Delegasi PC IMM Jakarta Pusat dipimpin Ketuanya Nabil.

Kunjungan PC IMM Jakarta Pusat bertemu Hidayat Nur Wahid, salah satunya untuk menyampaian undangan kepada Wakil Ketua MPR agar hadir dan meresmikan dialog intelektual, leadership, entrepreneurship, State Civil Apparatus (ASN) and Politic. Rencananya peresmian, itu akan dilaksanakan di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta Jumat, 14 Februari 2025.

Menanggapi undangan tamunya, Hidayat Nur Wahid atau HNW menyambut baik rencana IMM Jakarta Pusat menggelar dialog intelektual, leadership, entrepreneurship, State Civil Apparatus (ASN) and Politic. Karena sudah semestinya mahasiswa mengembangkan kreativitas dan mempersiapkan diri menghadapi generasi emas bonus demografi tahun 2045.

Mempersiapkan generasi emas tahun 2045, menurut HNW tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Terlebih, baru saja ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingatkan, bahwa Indonesia menghadapi darurat Filisida. Yaitu situasi kedaruratan karena banyaknya jumlah orangtua yang tega membunuh anaknya sendiri.

“Bagaimana kita  membayangkan generasi emas kalau anak-anak merasa cemas, bahkan terhadap orangtua sendiri yang semestinya memberikan rasa aman kepada anak-anaknya. Terbaru ada anak yang dibunuh oleh kedua orangtuanya, yang harusnya membimbing malah membunuh. Ini harus ada jalan keluarnya, bukan hanya kehadiran negara tapi juga diri sendiri,” ungkap HNW.

Dalam agama Islam, menurut Hidayat, setiap manusia harus berkontribusi menghindarkan diri dan keluarganya dari jilatan api neraka. Sesuai perintah Allah yang berbunyi "ku anfusakum wa ahlikum naro" (At Tahrim ayat 6).

“Padahal, saat ini negara kita masih memegang Pancasila, dengan penduduknya yang memeluk agama masing-masing. Tetapi, berbagai kedaruratan datang silih berganti. Sebelumnya kita mengalami kedaruratan kekerasan seksual, darurat judi online, darurat narkoba, darurat kekerasan anak kepada orangtua dan seterusnya,” tegas HNW.

Sudah saatnya kata  Hidayat Nur Wahid, IMM melanjutkan sikap kejuangan KH. Ahmad Dahlan melaksanakan Gerakan tajdid (pembaharuan). Minimal Tajdid kewajiban seorang anak menghormati orangtua dan orangtua menyayangi anaknya. Kalau tidak ada rasa menghormati orangtua dan menyayangi anak-anak, niscaya generasi muda akan selalu merasa cemas tidak bisa menjadi generasi emas.

Karena itu HNW mengingatkan pentingnya Kembali kepada ahlakul karimah. Bukan sekedar etika apalagi hanya inteletualis. Kalau hanya intelektual, maka pembunuhan pun bisa dicarikan dalil pembenaranannya. Tetapi kalau ahlak, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya terhubung dengan Allah, sebagaimana Allah mengutus Nabi SAW ke dunia untuk memperbaiki ahlakul karimah umat manusia. 

“Etika masih bisa diperdebatkan karena memiliki sifat subyektifitas. Sedangkan ahlak, sifat dan batasannya lebih kongkrit dan ada nilai ibadahnya. Karena itu sudah waktunya generasi muda kembali berpegangan pada ahlak dan agama, tidak cukup hanya etika apalagi intelektual saja. Ini jadi pilar penting menyelamatkan generasi Z, Alpha bahkan Beta dari bonus demografi negatif, agar tampillah generasi muda yang berkualitas menyongsong Indonesia Emas 2045,” pungkas HNW.

KEYWORD :

Kinerja MPR Hidayat Nur Wahid IMM Agama Muhammadiyah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :