Jum'at, 24/01/2025 20:09 WIB

Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Panglima Besar Jenderal Sudirman

24 Januari merupakan tanggal bersejarah bagi Indonesia, karena tepat pada hari ini, 109 tahun yang lalu, lahir seorang tokoh besar yang menjadi simbol perjuangan kemerdekaan, yaitu Jenderal Besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman (EYD: Sudirman)

Ilustrasi Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Panglima Besar Jenderal Sudirman (Foto: Tajdid)

Jakarta, Jurnas.com - 24 Januari merupakan tanggal bersejarah bagi Indonesia, karena tepat pada hari ini, 109 tahun yang lalu, lahir seorang tokoh besar yang menjadi simbol perjuangan kemerdekaan, yaitu Jenderal Besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman (EYD: Sudirman). Terlahir di Purbalingga, Jawa Tengah, pada 24 Januari 1916, Jenderal Sudirman dikenal sebagai Panglima Besar pertama Tentara Nasional Indonesia dan seorang pemimpin yang dihormati atas keteguhan, kebijaksanaan, dan pengorbanannya demi negeri.

Awal Kehidupan Jenderal Sudirman

Sudirman merupakan putra dari pasangan Karsid Kartawiraji, seorang pekerja pabrik gula di Kalibagor, Banyumas, dan Siyem, keturunan Wedana Rembang. Di usia muda, ia diasuh oleh pamannya, Raden Cokrosunaryo, seorang camat yang memberinya pendidikan dan kedisiplinan tinggi. Hingga usia 18 tahun, Sudirman tidak mengetahui bahwa Cokrosunaryo bukanlah ayah kandungnya.

Pendidikan dasar Sudirman dimulai di sekolah pribumi (HIS), kemudian berpindah ke sekolah Taman Siswa dan akhirnya ke Sekolah Menengah Wirotomo. Ia melanjutkan ke HIK Muhammadiyah di Solo, meskipun tidak sempat menamatkan pendidikannya. Selama masa sekolah, Sudirman aktif dalam organisasi Pramuka Hizbul Wathan, yang membentuk jiwa kepemimpinannya.

Pada 1936, Sudirman menikah dengan Alfiah, teman sekolahnya dan putri pengusaha batik kaya, Raden Sastroatmojo. Pasangan ini dikaruniai tujuh anak: tiga putra dan empat putri. Sudirman kemudian kembali ke Cilacap dan bekerja sebagai guru di sekolah dasar Muhammadiyah, tempat ia mengajarkan nilai moral dan integritas kepada murid-muridnya.

Karier Militer dan Awal Perjuangan Jenderal Sudirman

Pada masa pendudukan Jepang, Sudirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan menjabat sebagai komandan batalion (daidanco) di Banyumas. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Sudirman memimpin perebutan senjata pasukan Jepang di Banyumas dan menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Ia kemudian mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat, cikal bakal TNI, dan ditunjuk menjadi Panglima Divisi V.

Pada 12 November 1945, melalui pemungutan suara, Sudirman terpilih sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Salah satu pencapaian besar di awal kepemimpinannya adalah memimpin pasukan dalam Perang Palagan Ambarawa melawan Sekutu dan Belanda pada akhir 1945, yang berujung pada kemenangan strategis. Atas keberhasilan tersebut, Presiden Soekarno resmi melantiknya sebagai Panglima Besar TKR pada 18 Desember 1945.

Perjuangan Jenderal Sudirman dalam Gerilya

Perjalanan kepemimpinan Sudirman mencapai puncaknya pada masa Agresi Militer II Belanda pada 1948. Meskipun sedang menderita tuberkulosis, Sudirman memimpin perang gerilya selama tujuh bulan dengan rute sepanjang 100 kilometer di Jawa. Bersama sekelompok kecil prajurit, ia terus menggerakkan perlawanan rakyat hingga Belanda menarik diri pada pertengahan 1949.

Strategi gerilya Sudirman menjadi teladan dalam perang modern, termasuk aksi monumental Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang menunjukkan eksistensi Indonesia di dunia internasional.

Akhir Hidup dan Warisan Jenderal Sudirman

Pada Desember 1949, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Sudirman diangkat sebagai Panglima Besar TNI di Republik Indonesia Serikat. Namun, penyakit TBC yang dideritanya semakin parah, hingga akhirnya beliau wafat pada 29 Januari 1950 di Magelang.

Jenazahnya disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki. Kehilangan Sudirman menjadi duka mendalam bagi rakyat Indonesia, yang mengenangnya sebagai simbol perjuangan tanpa pamrih.

Refleksi Nilai Perjuangan

Kisah hidup Jenderal Sudirman adalah pelajaran tentang keberanian, pengorbanan, dan kepemimpinan yang berlandaskan moral dan keteguhan hati. Hingga kini, semangatnya menjadi panutan bagi bangsa Indonesia untuk terus menjaga kedaulatan dan memperjuangkan cita-cita kemerdekaan.

Hari ini, kita tidak hanya mengenang kelahiran Jenderal Sudirman, tetapi juga mengambil inspirasi dari semangatnya untuk menghadapi tantangan zaman dengan keberanian dan keikhlasan, seperti yang telah beliau tunjukkan sepanjang hidupnya.

Referensi:

https://kesbangpol.banyumaskab.go.id/news/32999/biografi-jendral-sudirman

https://id.wikipedia.org/wiki/Soedirman

KEYWORD :

Sejarah Kelahiran Jenderal Sudirman TNI Panglima Besar Sudirman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :