Ilustrasi - Hari Gizi Nasional (Foto: Pexels/Alex Green)
Jakarta, Jurnas.com - Setiap tanggal 25 Januari, Indonesia merayakan Hari Gizi Nasional (HGN), sebuah momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi dalam membangun generasi yang sehat dan berkualitas.
Peringatan HGN ini bermula pada pertengahan 1960-an oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR) dan terus berkembang hingga kini di bawah Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan. Peringatan ini memiliki akar sejarah yang kuat, dimulai dari pendirian Sekolah Juru Penerang Makanan pada 25 Januari 1951 oleh LMR, yang kala itu dikenal sebagai Instituut Voor Volksvoeding (IVV).
Sejarah HGN dan Peran Prof. Poorwo Soedarmo
Tokoh kunci dalam sejarah Hari Gizi Nasional adalah Prof. Poorwo Soedarmo, yang dijuluki "Bapak Gizi Indonesia", seperti dikutip IDN Times. Lahir di Malang pada 25 Februari 1904, Prof. Soedarmo adalah guru besar ilmu gizi pertama di Universitas Indonesia. Ia memperkenalkan konsep revolusioner "Empat Sehat, Lima Sempurna" yang kini berkembang menjadi "Gizi Seimbang."
Dengan visi dan dedikasinya, ia membangun fondasi bagi pendidikan gizi di Indonesia, mencetak ribuan tenaga ahli gizi, dan mendirikan Akademi Ahli Diit dan Nutrisionis (kini Akademi Gizi). Jasa-jasanya, termasuk memperkenalkan pendekatan "Home Economics," terus dirasakan hingga hari ini.
Refleksi dan Tantangan Gizi di Indonesia
Mengutip situs Kemenkes, Hari Gizi Nasional bukan hanya peringatan seremonial, tetapi juga ajang refleksi untuk menilai kemajuan kebijakan dan praktik gizi di Indonesia. Tema HGN 2025, “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat,” menyoroti pentingnya pola makan sehat dengan gizi seimbang.
Gizi seimbang terdiri dari empat pilar utama. Pertama, Konsumsi makanan beraneka ragam. Kedua, Pola hidup aktif dan berolahraga. Ketiga, Menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Keempat, Menjaga berat badan ideal.
Dalam konteks ini, pemanfaatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis lokal yang kaya protein hewani menjadi sorotan utama. Protein hewani seperti ikan, ayam, sapi, dan telur memiliki asam amino esensial yang lebih lengkap dan mudah diserap tubuh dibandingkan protein nabati. Optimalisasi konsumsi protein hewani, terutama melalui program PMT, merupakan langkah penting untuk mengatasi masalah stunting, kekurangan gizi, dan meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat.
Membangun Kesadaran Gizi di Keluarga
Hari Gizi Nasional juga menjadi momentum untuk memperkuat peran keluarga sebagai garda terdepan dalam edukasi gizi. Pola makan yang sehat dan bergizi dapat menjadi langkah preventif terhadap berbagai penyakit tidak menular, seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung. Edukasi gizi di tingkat keluarga tidak hanya membantu menciptakan generasi muda yang lebih sehat, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang untuk produktivitas bangsa.
Di tengah perkembangan teknologi, inovasi pengolahan bahan makanan lokal yang kaya nutrisi menjadi solusi strategis. Pemerintah, komunitas, dan akademisi diharapkan berkolaborasi untuk meningkatkan akses dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nutrisi yang seimbang.
Pentingnya Gizi untuk Masa Depan Bangsa
Hari Gizi Nasional menekankan bahwa kesehatan bangsa bermula dari piring makan. Setiap langkah kecil menuju pola makan yang lebih baik dapat berdampak besar bagi kualitas hidup generasi mendatang. Dengan semangat HGN, langkah bersama diperlukan untuk memperbaiki pola makan, meningkatkan edukasi gizi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung hidup sehat.
Peringatan ini bukan sekadar agenda tahunan, melainkan panggilan untuk beraksi. Memilih makanan bergizi untuk keluarga adalah langkah nyata untuk memastikan masa depan Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing.
KEYWORD :
25 Januari Hari Gizi Nasional HGN Sejarah Hari Gizi