Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDIP, Novita Hardini. (Foto: Dok. JPNN)
Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini menilai sektor semen hingga kini belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem hilirisasi, sehingga ekspor produk semen masih berupa bahan mentah.
Terobosan-terobosan strategis di sektor IKFT tersebut menjadi sangat penting guna mendorong tercapainya Astacita Presiden Prabowo dengan pertumbuhan ekonomi 8 persen.
“Saat ini, over (kelebihan) kapasitas produksi semen sehingga menyebabkan penjualan semen dengan harga murah menjadi tantangan besar bagi industri ini. Tanpa hilirisasi yang jelas, kontribusi sektor semen terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi tidak mampu berkembang, lantas bagaimana industri ini dapat berkontribusi dalam peningkatan PDB,” ujar Novita dalam keterangan resminya dikutip Senin (27/1).
Menurut dia, tantangan menuju tercapainya Astacita dengan pertumbuhan ekonomi 8 persen perlu dilakukan dengan komitmen dan terobosan oleh Dirjen IKFT terkait bagaimana menumbuhkan sektor manufaktur yang berkelanjutan atau tidak prematur.
Dengan anggaran yang terbatas, ia menekankan perlunya alternatif pendanaan lain untuk mendukung program pengembangan industri, pendidikan vokasi, dan pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM), khususnya di daerah pemilihannya, sehingga mampu mendorong kualitas pertumbuhan manufaktur-manufaktur di daerah.
Politikus PDIP ini tak menampik bahwa anggaran yang berkurang memang menjadi tantangan tersendiri, tetapi solusi seperti kolaborasi lintas sektor atau pendanaan alternatif perlu dicari untuk memastikan hilirisasi tetap berjalan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Untuk itu, dia berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada penguatan hilirisasi dan pengembangan industri yang berkelanjutan, sehingga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat terwujud.
Pasalnya, sambung dia, penguatan hilirisasi industri dan pemberdayaan sektor manufaktur masih menjadi tantangan besar untuk mencapai target potensi pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen.
Selain itu, dia menyebutkan terdapat penurunan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB dari 22 persen menjadi 21 persen sejak 2022.
"Hal ini mengindikasikan perlunya langkah konkret untuk mendorong utilitas sektor manufaktur agar dapat kembali menjadi motor penggerak ekonomi," tandasnya.
KEYWORD :
Warta DPR Komisi VII Novita Hardini PDIP semen over kapasitas