Ilustrasi - Tragedi Tampomas II Masih Membekas di Lagu hingga Ingatan (Foto: Boombastis)
Jakarta, Jurnas.com - Hari ini 44 tahun lalu, tepatnya pada 27 Januari 1981, KMP Tampomas II karam di Laut Jawa, tepatnya di perairan sekitar Kepulauan Masalembo, Provinsi Jawa Timur. Tragedi ini menewaskan lebih dari 431 orang dan meninggalkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia. Peristiwa kelam ini diabadikan oleh musisi legendaris seperti Iwan Fals dalam lagu “Celoteh Camar Tolol dan Cemar”, dan Ebiet G. Ade melalui “Sebuah Tragedi 1981”, serta Doel Sumbang dalam lagu “Bencana-Bencana”.
Kapal yang Sarat Masalah
Mengutip Wikipedia, KMP Tampomas II, yang awalnya bernama MV Great Emerald, merupakan kapal jenis Roll-On/Roll-Off (RoRo) buatan Mitsubishi Heavy Industries, Jepang, tahun 1956. Kapal ini memiliki kapasitas 1.250 hingga 1.500 penumpang dengan kecepatan maksimum 19,5 knot. Pada tahun 1971, kapal ini dimodifikasi di Taiwan dan akhirnya dibeli oleh Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) melalui skema cicilan sepuluh tahun. Namun, keputusan pembelian kapal ini menuai kritik karena harganya yang tinggi, yakni US$ 8,3 juta, padahal kapal tersebut sudah berusia 25 tahun dan dianggap afkir.
Sejak awal operasional, Tampomas II telah menunjukkan berbagai kelemahan. Mesin yang sering bermasalah dan jadwal pelayaran yang padat tanpa perawatan memadai menjadi bom waktu yang akhirnya meledak pada pelayaran naas menuju Ujungpandang (kini Makassar).
Kronologi Tragedi
Mengutip berbagai sumber, Kapal berangkat dari Tanjung Priok, Jakarta, pada 24 Januari 1981 dengan 1.442 penumpang (termasuk penumpang gelap) dan 273 kendaraan. Pada malam 25 Januari, kebakaran terjadi akibat kebocoran bahan bakar yang dipicu oleh puntung rokok. Upaya pemadaman gagal karena minimnya perlengkapan dan prosedur darurat yang buruk. Api dengan cepat menyebar, diperburuk oleh bahan bakar kendaraan di dek bawah.
Panik melanda penumpang. Dari enam sekoci yang tersedia, hanya beberapa yang berhasil digunakan. Banyak penumpang terpaksa melompat ke laut tanpa pelampung. Kapten Abdul Rivai, yang memutuskan bertahan hingga detik terakhir, sempat meminta bantuan makanan dan air kepada KM Sangihe, kapal pertama yang merespons sinyal darurat. Sayangnya, permintaan ini tidak dapat dipenuhi.
Ragam Peristiwa Sejarah 26 Januari di Indonesia
Operasi Penyelamatan
Kapal-kapal lain, seperti KM Ilmamui, KM Sengata, dan kapal tanker Istana VI, turut membantu upaya penyelamatan. Namun, cuaca buruk dan keterbatasan alat memperparah situasi. Pada pagi 27 Januari, ledakan besar terjadi di ruang mesin akibat bahan bakar yang tidak terisolasi. Kapal akhirnya tenggelam pada pukul 12.45 WIB.
Dari total penumpang dan awak kapal yang diperkirakan mencapai 2.174 orang, 703 orang berhasil diselamatkan, sementara lebih dari 1.200 lainnya tewas atau hilang. Tragedi ini menjadi salah satu kecelakaan laut terbesar dalam sejarah Indonesia.
Kontroversi dan Penyelidikan
Penyelidikan mengungkap berbagai kelalaian, termasuk minimnya sistem pendeteksi asap dan prosedur evakuasi yang buruk. Namun, kasus ini dianggap kurang transparan, dan banyak pihak menilai pemerintah saat itu sengaja menutup-nutupi fakta yang sebenarnya. Kritik juga diarahkan pada keputusan pembelian kapal yang sudah uzur dan tidak layak pakai. Iwan Fals misalnya, dalam penggalan lirik lagunya, menyindir pembelian kapal itu dengan sebutan `beli lewat jalur culas`.
Jejak dalam Budaya Populer
Tragedi ini meninggalkan bekas mendalam dalam memori kolektif bangsa. Iwan Fals, Ebiet G. Ade, dan Doel Sumbang menciptakan lagu untuk mengenang peristiwa ini, menjadikannya salah satu tragedi nasional yang diabadikan melalui seni. Lagu “Sebuah Tragedi 1981”, “Celoteh Camar Tolol dan Cemar”, serta “Bencana-Bencana” bukan hanya menjadi ekspresi duka, tetapi juga pengingat akan pentingnya keselamatan transportasi.
Pelajaran dari Tragedi
Tragedi KMP Tampomas II menyoroti pentingnya perawatan kapal, pelatihan kru, dan keselamatan penumpang. Kejadian ini menjadi pelajaran pahit bagi industri pelayaran Indonesia untuk meningkatkan standar keamanan guna mencegah tragedi serupa di masa depan. Hingga kini, nama Tampomas II tetap dikenang sebagai simbol pengingat akan pentingnya keselamatan di laut.
KEYWORD :
Tragedi Tampomas KMP Tampomas II Peristiwa 27 Januari Sejarah