Ilustrasi - Mengenal Keajaiban Isra Mikraj dalam Ayat Alquran dan Tafsirnya (Foto: Pexels/Sabriye Zeynep)
Jakarta, Jurnas.com - Bepergian melintasi benua atau bahkan atmosfer bumi mungkin terasa biasa di era modern ini. Namun, bagaimana jika perjalanan tersebut menembus langit ketujuh dalam tempo yang cukup singkat? Meski terkesan fiksi, keajaiban ini dialami oleh Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa yang dikenal sebagai Isra Mikraj dan peristiwa ini diabadikan dalam ayat-Nya.
Mengutip berbagai sumber, Isra Mikraj adalah perjalanan suci Nabi Muhammad SAW dalam satu malam, dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, lalu naik hingga ke Sidratul Muntaha. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur`an, utamanya dalam Surah Al-Isra ayat 1, 60, dan Surah An-Najm ayat 13-18.
Surah Al-Isra Ayat 1: Perjalanan Isra yang Penuh Keajaiban
Allah SWT berfirman:
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra: 1)
Ayat ini menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Menurut Tafsir Al-Wajiz karya Syaikh Wahbah az-Zuhaili, seperti dikutip situs Tafsirweb, peristiwa ini tidak hanya menunjukkan keutamaan Rasulullah sebagai manusia pilihan, tetapi juga memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah. Baitul Maqdis, yang menjadi tujuan Isra, disebut diberkahi dengan kemakmuran dan menjadi saksi kehadiran banyak nabi sebelum Nabi Muhammad.
Surah An-Najm Ayat 13-18: Mikraj ke Sidratul Muntaha
Berlanjut ke peristiwa Mikraj, Allah SWT berfirman:
“Dan sungguh, dia [Muhammad] telah melihat Jibril dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya [Muhammad] tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm: 13-18)
Sidratul Muntaha merupakan batas akhir yang hanya bisa dicapai oleh Rasulullah. Dalam tafsir, ayat ini menegaskan bagaimana Nabi Muhammad menyaksikan keindahan luar biasa dan kekuasaan Allah SWT yang tak terbayangkan oleh akal manusia.
Isra Mikraj: Sebuah Ujian Keimanan
Selain menggambarkan perjalanan Nabi, Surah Al-Isra ayat 60 memberikan konteks lain dari peristiwa ini:
“Kami tidak menjadikan penglihatan yang telah Kami perlihatkan kepadamu (pada malam Isra Mikraj) melainkan sebagai ujian bagi manusia...”
Penafsiran dari ayat ini menyatakan bahwa peristiwa Isra Mikraj menjadi ujian keimanan bagi umat Islam saat itu. Sebagian orang mendustakan Rasulullah, namun bagi yang beriman, kejadian ini menjadi bukti nyata kebesaran Allah.
Pelajaran dari Isra Mikraj
Kisah Isra Mikraj mengajarkan umat Islam untuk terus meningkatkan keimanan dan memahami kekuasaan Allah SWT yang meliputi seluruh alam. Perjalanan ini juga mengokohkan posisi Rasulullah sebagai utusan Allah yang mendapat keistimewaan luar biasa.
Isra Mikraj bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan sebuah pelajaran spiritual tentang kekuasaan Allah SWT dan pentingnya keyakinan yang kokoh. Meskipun sulit dipahami akal, setiap muslim wajib mengimani kebenaran ini.
Wallahu a’lam bish-shawab.
KEYWORD :Keajaiban Isra Mikraj Alquran dan Tafsir Isra Miraj