Kamis, 30/01/2025 08:33 WIB

Kue Keranjang, Simbol Keberuntungan hingga Persaudaraan dalam Perayaan Imlek

Kue keranjang, atau yang dikenal juga dengan nama Nian Gao, menjadi salah satu hidangan ikonik dalam perayaan Tahun Baru Imlek

Kue keranjang, atau Nian Gao, salah satu hidangan ikonik dalam perayaan Tahun Baru Imlek (Foto: RRI)

Jakarta, Jurnas.com - Kue keranjang, atau Nian Gao, menjadi salah satu hidangan ikonik dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Memiliki rasa manis dan tekstur kenyal, kue ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mengandung makna mendalam bagi masyarakat Tionghoa.

Asal Usul Kue Keranjang dalam Tradisi Imlek

Kue keranjang terbuat dari tepung ketan yang dipadatkan dalam cetakan berbentuk bulat atau persegi panjang. Nama "keranjang" sendiri merujuk pada bentuk kue yang menyerupai keranjang tradisional Tionghoa. Pada zaman dahulu, kue ini dipersembahkan sebagai bagian dari ritual doa kepada leluhur dan dewa-dewa dalam rangkaian perayaan Imlek, berharap mendapatkan keberuntungan, kemakmuran, dan kesehatan.

Bagi masyarakat Tionghoa, "Nian" yang berarti tahun atau tahun baru, juga memiliki makna serupa dengan kata "Nian" dalam "Nian Gao" yang bermakna "naik" atau "terus berkembang". Ini melambangkan harapan agar kehidupan keluarga dapat terus berkembang, semakin baik, dan lebih sejahtera di tahun yang baru.

Kue Keranjang: Lebih dari Sekadar Makanan

Selain rasanya yang khas, kue keranjang juga melambangkan berbagai simbolisme dalam budaya Tionghoa. Bentuk kue yang padat dan bertingkat mencerminkan harapan agar keluarga selalu "terikat" dalam kebersamaan dan kedamaian. Selain itu, tekstur kenyal dan manisnya menggambarkan keinginan agar rezeki yang datang sepanjang tahun juga semakin melimpah.

Kue ini sering kali disajikan dalam berbagai acara Imlek, baik sebagai hidangan utama, maupun sebagai oleh-oleh atau hadiah untuk keluarga dan teman-teman. Dalam beberapa keluarga, kue keranjang juga dibagikan kepada anak-anak sebagai simbol kedewasaan dan harapan agar mereka tumbuh dengan baik.

Kue Keranjang sebagai Simbol Persaudaraan Antarwarga

Kue keranjang tidak hanya menjadi simbol keberuntungan, tetapi juga persaudaraan antarwarga. Kehadirannya dalam perayaan Imlek menyatukan warga dari berbagai budaya dan latar belakang. Saat Imlek tiba, kue keranjang, atau dodol keranjang, menjadi kuliner khas yang dibagikan oleh masyarakat kepada keluarga, tetangga, dan teman-teman, tanpa memandang perbedaan.

Bagi banyak komunitas, berbagi kue keranjang adalah salah satu cara untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan menguatkan tali persaudaraan antarwarga, sekaligus merayakan sukacita Tahun Baru dengan penuh semangat gotong-royong. Ini menjadikan kue keranjang tidak hanya sebagai persembahan di wihara, tetapi juga sebagai simbol penting dalam mempererat hubungan antarwarga dalam suasana penuh kedamaian dan kebahagiaan.

Varian Kue Keranjang di Indonesia

Di Indonesia, kue keranjang hadir dengan berbagai varian rasa dan tampilan. Beberapa daerah menambahkan bahan lain seperti kelapa parut atau isian kacang untuk memperkaya rasa, sementara di tempat lain, kue keranjang disajikan dengan cara dipotong-potong dan dimakan bersama teh hangat.

Perayaan Imlek yang Tak Lengkap Tanpa Kue Keranjang

Tak ada perayaan Imlek yang lengkap tanpa hadirnya kue keranjang. Menjadi simbol kehangatan keluarga, harapan akan keberuntungan, dan juga persaudaraan antarwarga, kue ini selalu menemani perayaan dengan cita rasa manis yang menyenangkan. Bagi setiap orang yang merayakan, menikmati kue keranjang bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga cara untuk menghubungkan masa lalu dengan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Dengan kehadiran kue keranjang, Tahun Baru Imlek tidak hanya menjadi momen untuk berkumpul, tetapi juga saat yang penuh dengan harapan akan keberuntungan, kesuksesan, dan kebersamaan di tahun yang akan datang.

KEYWORD :

Kue Keranjang Perayaan Imlek Makanan Khas Imlek Tahun Baru Imlek




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :