Ilustrasi Hari Hijab Sedunia (Foto: Pexels/PNW Production)
Jakarta, Jurnas.com - Hari Hijab Sedunia atau World Hijab Day (WHD) diperingati setiap tanggal 1 Februari untuk menghormati wanita Muslim yang memilih mengenakan hijab. Pada tahun 2025, peringatan ini jatuh pada Sabtu, 1 Februari. Hari Hijab Sedunia bukan hanya tentang mengenakan jilbab, tetapi juga sebuah kampanye global untuk menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan Muslim yang mengenakannya.
Asal-usul dan sejarah Hari Hijab Sedunia bermula dari seorang warga Bangladesh-New York bernama Nazma Khan. Dirangkum dari berbagai sumber berikut penjelasan lengakapnya.
Sejarah Berdirinya Hari Hijab Sedunia
Peringatan ini pertama kali dicanangkan pada 1 Februari 2013 oleh Nazma Khan, seorang perempuan kelahiran Bangladesh yang tinggal di New York. Selama masa kecilnya, terutama setelah tragedi 9/11, Nazma sering menghadapi diskriminasi karena mengenakan hijab. Sebagai satu-satunya perempuan berhijab di sekolahnya, ia kerap mendapatkan perlakuan buruk, bahkan dijuluki dengan sebutan-sebutan menghina. Perasaan inilah yang mendorongnya untuk mencetuskan Hari Hijab Sedunia, dengan tujuan untuk memperkenalkan hijab sebagai pilihan pribadi yang bebas dari diskriminasi.
Nazma percaya bahwa dengan mengajak perempuan dari berbagai latar belakang untuk mengenakan hijab selama satu hari, bisa tercipta pemahaman yang lebih baik tentang kebebasan beragama dan ekspresi diri. Sejak saat itu, Hari Hijab Sedunia berkembang menjadi acara tahunan yang diikuti oleh lebih dari 150 negara di seluruh dunia.
Tujuan dan Dampak Hari Hijab Sedunia
Hari Hijab Sedunia tidak hanya tentang memberi kesempatan bagi perempuan non-Muslim untuk merasakan pengalaman berhijab, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas untuk melawan Islamofobia dan diskriminasi. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global mengenai alasan di balik pemakaian hijab dan mengatasi berbagai pandangan negatif terhadap perempuan berhijab.
Seiring berjalannya waktu, Hari Hijab Sedunia mendapat pengakuan internasional, seperti pengakuan dari New York dan House of Commons Inggris pada tahun 2017, serta dukungan dari Parlemen Skotlandia pada 2018. Bahkan, pada tahun yang sama, Dewan Perwakilan Rakyat Filipina menyetujui RUU untuk menetapkan 1 Februari sebagai Hari Hijab Nasional.
Pada 2021, Nazma Khan meluncurkan Bulan Sejarah Muslim Internasional sebagai bagian dari upayanya untuk melawan Islamofobia di seluruh dunia. Tahun 2022, Hari Hijab Sedunia mendapat dukungan dari Meta, perusahaan induk Facebook, yang turut merayakan peringatan ke-10 tahun acara ini. Di tahun yang sama, Nazma juga terpilih sebagai pembicara pada KTT Perempuan dan Keadilan Internasional di Turki, berbicara tentang tantangan yang dihadapi perempuan Muslim yang mengenakan hijab di tempat kerja dan kehidupan sehari-hari.
Tema Hari Hijab Sedunia 2025: Hijabis Unsilenced
Peringatan Hari Hijab Sedunia 2025 mengusung tema “Hijabis Unsilenced”, yang menyoroti ketahanan, pemberdayaan, dan pencapaian perempuan berhijab. Tema ini bertujuan untuk mengangkat suara perempuan berhijab yang sering kali diabaikan, serta menyuarakan pentingnya kesetaraan gender dan hak untuk berekspresi tanpa takut akan diskriminasi.
Acara global yang diadakan secara virtual ini akan menjadi platform untuk menceritakan kisah-kisah inspiratif dari perempuan berhijab di seluruh dunia. Selain itu, konferensi ini juga akan membahas isu-isu penting seperti Islamofobia, kesetaraan gender, dan peran perempuan dalam masyarakat.
Mengapa Hari Hijab Sedunia Penting?
Di tengah perkembangan dunia yang semakin terbuka, pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan budaya dan agama masih menjadi tantangan. Hari Hijab Sedunia hadir sebagai momen refleksi dan edukasi bagi masyarakat global untuk lebih memahami hak-hak perempuan Muslim yang memilih mengenakan hijab. Selain itu, ini juga menjadi ajang untuk menghapuskan stigma dan prasangka terhadap perempuan berhijab yang sering kali dipandang berbeda. (*)
KEYWORD :Hari Hijab Sedunia Peringatan Hari Hijab Sejarah World Hijab Day