![Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) menyebutkan, kebutuhan akan mobil listrik atau electric vehicle (EV) menjadi semakin nyata.](https://www.jurnas.com/images/posts/1/2025/2025-02-06/ab603fe402468bfbe0cafc9b0b2d1327_1.jpeg)
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar dalam diskusi publik dengan tema `Industri Mobil Listrik dan Baterai EV Nasional` (Foto: Ist/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Polusi akibat produksi karbon pada sejumlah industi semakin mengkhawatirkan. Hal ini tentunya menyangkut soal bencana lingkungan hidup yang telah menanti di depan.
Melihat hal itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar atau yang kerap disapa Cak Imin menyebutkan, kebutuhan akan mobil listrik atau electric vehicle (EV) menjadi semakin nyata.
"Karena aspek kebutuhan transportasi karena jumlah penduduk kita yang besar. Juga karena bagaimana agenda global dan agenda nasional kita menyakut lingkungan hidup," kata Cak Imin dalam diskusi publik dengan tema `Industri Mobil Listrik dan Baterai EV Nasional` di Jakarta, Kamis (6/2).
Meski kebutuhan kendaraan berbasis listrik menjadi peluang yang besar bagi Indonesia, Cak Imin juga meminta industri EV, untuk mempertimbangkan polusi ditimbulkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
"Tetapi tidak semudah itu, menyimpulkan mobil listrik juga berkaitan dengan listrik yang diproduksi. Nanti kita bisa kaji sejauh mana listrik kita juga sudah ramah lingkungan," ujar Cak Imin.
Pasalnya, Cak Imin menyontohkan soal polusi di Jakarta yang berdasarkan fakta yang ada bahwa presentase kenalpot kendaraan terhadap pencemaran udara masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan PLTU.
"Karena memang sumber polusinya ada di sekitar Jakarta. Itu saja sudah menarik untuk menjadi bahan kajian kita," kata Cak Imin
Menko PM Pastikan Pemerintah Bantu Buruh Sritex
"Sehingga kita butuh urusan-urusan konkret agar penanganan polusi dan produksi karbon di negara kita, khususnya di kota-kota besar, dan kota-kota yang masih harus terjaga, juga desa-desa yang harus diperlihara untuk sustain menjadi sumber ketahanan lingkungan kita," dia menambahkan.
Lebih lanjut, Cak Imin menyoroti soal pasar dan produk mobil listrik nasional. Pasalnya, Indonesia memiliki cadangan nikel yang amat besar sebagai bahan baku pembuatan baterai.
"Pasarnya ada, bahan bakunya ada, tapi kita tidak pernah punya produk," ujar Cak Imin.
Meski begitu, Cak Imin masih optimistis karena dua syarat utama dalam bisnis EV Indonesia sudah memiliki dua komponen yaitu pasar dan bahan baku pembuatan baterai.
"Pasarnya jelas, bahan bakunya ada. Tinggal knowledgenya sama kemauan politik," ujar dia.
KEYWORD :Cak Imin Abdul Muhaimin Iskandar Industri EV Polusi Udara