Jum'at, 07/02/2025 18:11 WIB

Kemenperin: IKM Kerajinan Punya Potensi Rambah Pasar Ekspor

Industri Kecil Menengah (IKM) di bidang kerajinan dan wastra berpeluang merambah pasar mancanegara melalui ekspor, mengingat beragamnya sumber daya alam yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air.

Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Industri Kecil Menengah (IKM) di bidang kerajinan dan wastra berpeluang merambah pasar mancanegara melalui ekspor, mengingat beragamnya sumber daya alam yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita.

Reni mengatakan, sumber daya alam lokal dapat diolah oleh perajin-perajin terampil dengan efisien dan ramah lingkungan, serta teknologi sederhana yang dapat menghasilkan produk yang inovatif dan bernilai tambah tinggi.

"Dengan demikian, produk kerajinan tangan telah menggabungkan budaya dan kearifan lokal dengan seni dan kreasi yang patut kita hargai dan memiliki nilai jual tinggi," kata Reni dalam keterangan resminya pada Kamis (6/2).

Dalam upaya meningkatkan akses pasar produk-produk kerajinan dalam negeri, Ditjen IKMA Kemenperin telah memfasilitasi 10 IKM binaan untuk ikut serta dalam pameran Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) ke 25 yang digelar sepekan pada 5-9 Februari 202 di Jakarta International Convention Center (JCC) Senayan.

Pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara tersebut kembali digelar sebagai ajang pameran dagang, wadah promosi, sekaligus sarana edukasi, sosialisasi, dan kolaborasi antar komunitas perajin serta jenama kerajinan lokal dengan berbagai pihak.

Pameran Inacraft tahun ini mengusung tema Sustainibility and Collaboration, dengan menetapkan kerajinan dan kesenian dari Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Icon Pavilion, dengan tema The Cosmological Axis of Yogyakarta Living in Harmony.

Adapun 10 IKM yang difasilitasi oleh Ditjen IKMA Kemenperin dalam Pameran Inacraft 2025, yakni Rubysh Jewelry, Hexagon by Zara Tentriabeng Designs, Intan Songket, Tuban Lokcan Tenun Gedhog dan Batik Tulis, Miss Allyna, Ketak Nusantara, Cemara Ceramics, Risman Wijaya Keramik, Cabaco.id, dan Bagbone Leather. Lokasi paviliun Kemenperin untuk 10 IKM tersebut berada di Main Lobby Booth No.B JCC.

Reni mengungkapkan, IKM yang mendapatkan fasilitasi tersebut, telah melalui proses kurasi dan seleksi yang dilaksanakan pada awal hingga pertengahan bulan Januari 2025.

"Melalui fasilitasi pameran ini, kami berupaya menampilkan produk IKM yang inovatif dengan berkolaborasi dalam satu pavilliun. Yaitu, produk-produk kerajinan yang berkualitas tinggi sehingga dapat bersaing dengan produk impor dan meningkatkan posisi di pasar lokal," ujar Reni.

Reni menyampaikan, industri kerajinan dalam negeri masih memiliki pangsa pasar ekspor yang potensial, sehingga perlu terus dimaksimalkan oleh para pelaku IKM. Berdasarkan data yang diolah Pusdatin Kemenperin, kinerja ekspor industri kerajinan dalam negeri pada tahun 2024 mencapai angka USD679,02 juta. Adapun lima negara tujuan ekspor produk industri kerajinan Indonesia, yaitu ke China, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda.

Direktur IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Budi Setiawan memaparkan, dalam upaya untuk terus mengembangkan industri kerajinan di tanah air, pihaknya menjalankan berbagai program pembinaan. Di antaranya berupa fasilitasi sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan sertifikasi untuk produk olahan hasil hutan (Forest Stewardship Council). Selain itu, penumbuhan wirausaha baru IKM kerajinan, penerapan industri 4.0, pembangunan dan revitalisasi sentra IKM, serta restrukturisasi mesin dan atau peralatan.

Budi menambahkan, Ditjen IKMA Kemenperin juga rutin melakukan bimbingan teknis pengembangan produk inovatif, pendampingan Program Aku Siap Ekspor, serta pendampingan diversifikasi produk.

"Selama beberapa tahun terakhir, Ditjen IKMA menyelenggarakan kompetisi dan inkubasi bisnis melalui Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) dan Creative Business Incubator (CBI)," dia menambahkan.

KEYWORD :

Kementerian Perindustrian Kemenperin IKM Kerajinan Ditjen IKMA




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :