Jum'at, 07/02/2025 18:12 WIB

Deretan Tradisi Unik Menyambut Ramadan dari Berbagai Daerah di Indonesia

Bulan Syaban, yang dikenal sebagai bulan Ruwah dalam kalender Jawa, selalu menjadi waktu spesial bagi masyarakat Indonesia untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadan

Ilustrasi Tradisi Unik Menyambut Ramadan dari Berbagai Daerah di Indonesia di antaranya ada Nyadran di Jawa (Foto: Indonesia Travel)

Jakarta, Jurnas.com - Bulan Syaban, yang dikenal sebagai bulan Ruwah dalam kalender Jawa, selalu menjadi waktu spesial bagi masyarakat Indonesia untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. Berbagai tradisi unik dan penuh makna pun dilaksanakan di berbagai daerah, dari Pulau Bangka hingga ujung timur Bali, sebagai bentuk persiapan spiritual dan sosial.

Tradisi-tradisi ini sudah menjadi bagian dari warisan budaya yang diwariskan turun-temurun. Dirangkum dari berbagai sumber berikut deretan  tradisi unik masyarakat di berbagai daerah Indonesia dalam menyambut bulan Ramadan.

Di Pulau Bangka, tradisi Perang Ketupat menjadi simbol kegembiraan menyambut datangnya Ramadan. Masyarakat desa Keretak dan Penagan merayakan dengan melempar ketupat, yang melambangkan rasa syukur dan kegembiraan menyambut bulan suci.

Sementara di Aceh, yang dijuluki Serambi Mekkah, tradisi Meugang menjadi acara yang sangat dinanti. Sejak zaman kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke-14, masyarakat membeli atau menyembelih daging yang kemudian dihidangkan bersama keluarga, sahabat, atau warga desa untuk merayakan bulan Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, tradisi Ruwahan mengajak masyarakat untuk berkumpul dan berdoa bagi leluhur yang telah meninggal. Dengan hidangan khas seperti ketan, apem, dan kolak, tradisi ini mempererat hubungan antar keluarga sambil membersihkan hati menjelang puasa.

Di Betawi, nyorog menjadi tradisi yang mempererat silaturahmi antar keluarga sejak abad ke-19. Masyarakat saling berbagi bingkisan makanan kepada kerabat yang tinggal jauh, menjaga kedekatan meski terpisah jarak.

Jawa Barat menghadirkan Munggahan, tradisi makan bersama keluarga, berziarah, dan saling memaafkan sebelum memasuki bulan Ramadan. Tradisi ini menjadi momen penting untuk memulai puasa dengan hati yang bersih dan penuh kedamaian.

Tak kalah unik, Padusan di Jawa Tengah dan Yogyakarta ada mandi di sumber mata air untuk menyucikan diri secara fisik dan spiritual. Tradisi ini menjadi persiapan untuk menjalani ibadah puasa dengan hati yang suci.

Nyadran atau Sadranan juga menjadi tradisi yang tak kalah penting dan unik di beberapa daerah di Jawa. Tradisi ini dilakukan dengan ziarah kubur ke makam leluhur untuk mendoakan mereka, membersihkan makam, dan menaburkan bunga. Tradisi Nyadran mengingatkan kita untuk selalu menghormati para leluhur dan menjadikan bulan Ramadan sebagai momen untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Di Sumatra Barat, masyarakat Minang merayakan bulan Lemang dengan tradisi Malamang, yaitu membuat lemang, beras ketan yang dimasak dalam bambu dan dibakar. Tradisi ini menjadi cara orang Minang menyambut Ramadan dengan berbagi makanan khas mereka.

Riau juga punya tradisi menarik, yaitu Pacu Jalur, perlombaan dayung perahu panjang yang diikuti puluhan pria. Tradisi ini telah menjadi bagian dari perayaan bulan Ramadan di Kabupaten Kuantan Singingi dan juga diperingati saat Hari Kemerdekaan RI.

Di Bali, tepatnya di Kabupaten Karangasem, ada tradisi Megibung yang melibatkan makan bersama dengan cara unik. Makanan tradisional disajikan dalam wadah daun pisang, dan warga duduk bersila untuk menikmati hidangan bersama.

Dengan demikian, setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri untuk menyambut bulan suci Ramadan, namun semuanya memiliki makna yang sama, yakni kebersamaan, rasa syukur, dan persiapan spiritual untuk menjalani ibadah puasa dengan penuh kesucian.

Dengan berbagai tradisi yang ada, masyarakat Indonesia menyambut Ramadan dengan penuh makna. Setiap tradisi tidak hanya melibatkan ibadah, tetapi juga mempererat ikatan sosial dan kekeluargaan.

KEYWORD :

Tradisi Unik Meyambut Bulan Ramadan Bulan Syaban Budaya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :